50 Anggota MGMP Bondowoso Bedah Buku Setan Jenius Karya Mohammad Hairul

Foto: Sejumlah anggota MGMP usai bedah buku setan jenius
2141
ad

MEMOonline.co.id, Bondowoso - MGMP Bahasa Indonesia SMP/MTs Negeri dan Swasta di Kabupaten Bondowoso, menyelenggarakan Bedah Buku Setan Jenius, karya Mohammad Hairul, Rabu (21/03/2018).

Buku berjudul ‘Setan Jenius’ yang merupakan Kumpulan Provokasi Pendidikan tersebut, digelar di Aula SMP Negeri 3 Bondowoso, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Penulis buku ‘Setan Jenius”, Mohammad Hairul, M.Pd hadir langsung sebagai pemateri utama. Sedangkan pemateri pembanding adalah Guru sekaligus Kepala Perpustakaan SMAN 1 Suboh Situbondo, yaitu Hj. Qonita Fitra Yuni, M.Pd.

Hadir pada acara tersebut adalah Bapak Surani Setiawan selaku pembina MGMP bahasa Indonesia. Ibu Ambrosia Sri S selaku Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP, serta 50 orang peserta yang merupakan anggota MGMP.

“Pengalaman dan prestasi yang diraih Pak Hairul di kancah nasional semoga dapat ditularkan kepada kita semua,” kata Surani Setiwan, selaku Pembina MGMP.

Sedangkan Ketua MGMP, Ambrosia dalam sambutannya menyampaikan, Jika acara Bedah Buku itu, merupakan bentuk penghargaan MGBM atas karya terbaru Bapak Mohammad Hairul.

“Melalui acara ini kami berharap mendapatkan inspirasi, motivasi, dan banyak wawasan baru,” tegas Ambrosia.

Sorotan pertama yang disampaikan pemateri pembanding, Hj. Qonita Fitra Yuni, M.Pd adalah penggunaan diksi pada judul buku. Judul ‘Setan Jenius’ menurut Qonita merupakan perpaduan diksi yang cukup kontroversial.

“Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna kata provokasi adalah tindakan yang memancing amarah,” ungkap Qonita.

Oleh karena itu, menurut Qonita istilah ‘Provokasi Pendidikan’ pada sub judul buku ini juga merupakan diksi yang secara leksikal kurang tepat.

Pembahasan juga mengupas tentang literasi, pengembangan kompetensi, dan karya Inovasi.

“Pak Mohammad Hairul, penulis buku ini selaku pegiat literasi nasional menunjukkan kapasitasnya dalam buku ini,” urainya.

Namun demikian, Qonita juga menyampaikan bahwa penulis dalam buku ini agak terlalu mengkultuskan tokoh dan organisasi profesi guru tertentu.

Menanggapi pembahasan yang dikemukakan pemakalah pembanding, Mohammad Hairul menjelaskan kronologi munculnya ide membuat judul buku ‘Setan Jenius”.

“Saat ini bukan lagi jamannya motivasi. Motivasi sekadar membuat kita tersadar dan berencana. Namun seringkali tidak segera dapat diwujudkan.  Kini jamannya provokasi. Dipancing dan dipanas-panasi sedikit untuk segera beraksi,” pungkas Hairul. (Arik/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Pemerintah Desa (Pemdes) Panca Karya, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggelar karnaval budaya sebagai...

MEMOonline.co.id, Jakarta- Albany Pasya, seorang pemuda 21 tahun yang sedang berfokus pada pelestarian budaya . Sebuah program “BBC atau Be Bright...

MEMOonline.co.id, Sumenep- KPU Sumenep resmi mengumumkan hasil verifikasi administrasi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep pada Sabtu...

MEMOonline.co.id, Jember- Bagi masyarakat yang memiliki anak penyandang disabilitas juga tidak perlu minder, tumbuhkan kepercayaan diri pada mereka...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Setelah sekian lama publik bertanya-tanya siapa gerangan oknum Event Organizer (EO) pemborong ratusan event di Kalender...

Komentar