Masyarakat Mengeluh, Sosialisasi Lanjutan Pengeboran PHE 2-3 di Bangkalan Tidak Merata

Foto : Sosialisasi
887
ad

MEMOonline.co.id, Bangkalan - Sosialisasi lanjutan untuk pengeboran sumur Pengeboran sumur Pertamina Hulu Energi (PHE) 2-3 oleh Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) dilakukan hari ini di Kecamatan Klampis,Senin (31/8/2021). Namun, adanya sosialisasi tersebut dinilai tak merata dan dikeluhkan masyarakat.

Junaidi, salah satu nelayan di Kecamatan Tanjung Bumi mengeluhkan hal tersebut. Sebab, menurutnya masyarakat yang terdampak akibat kegiatan pengeboran tersebut bukan hanya warga Klampis.

"Nelayan di wilayah Pantura Bangkalan ini mayoritas warga Banyusangkah, Tanjung Bumi. Namun kami tak dilibatkan dalam sosialisasi lanjutan tersebut," jelasnya.

Ia mengatakan, Tanjung Bumi memiliki tempat pelelangan ikan dan memiliki ratusan nelayan. Sehingga, pengeboran minyak tersebut memiliki dampak langsung pada masyarakat.

"Laut itu tempat kami mencari nafkah, ketika dilakukan pengeboran maka kami harus mencari ikan di tempat yang lebih jauh, sehingga perlu bahan bakar tambahan untuk perahu kami," ungkapnya.

Hal senada juga diungkap oleh Bilal Kurniawan salah satu perwakilan nelayan Arosbaya. Pihaknya tak dilibatkan dalam sosialisasi lanjutan tersebut. Padahal, sebelumnya ada beberapa kecamatan yang dilibatkan dalam sosialisasi pengeboran sumur PHE 2-3.

"Untuk sosialisasi lanjutan di Arosbaya belum ada, sebelumnya hanya sosialisasi di pendopo melibatkan perwakilan kecamatan Arosbaya, Klampis, Sepulu dan Tanjung bumi," ungkapnya.

Sebelumnya, Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto menyebutkan sosialisasi langsung dan komitmen kompensasi untuk masyarakat terdampak akan segera dilakukan dan akan dikoordinasikan.

"Yang pasti tidak ada yang dirugikan dan kami akan melakukan ganti untung bukan ganti rugi. Untuk hal itu (komitmen kompensasi) dan sosialisasi lanjutan masih kami koordinasikan," ujarnya, Selasa (10/8/2021).

Sementara itu, Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi mengaku sosialisasi lanjutan hanya dilakukan di Kecamatan Klampis. Sebab, menurutnya masyarakat Klampis memiliki potensi dampak paling tinggi dibandingkan daerah lain.

"Menurut WMO sudah dipusatkan di kecamatan Klampis. Karena merupakan kecamatan yang langsung terdampak paling besar (paling dekat dengan lokasi)," ungkapnya.

Ia juga belum mengetahui komitmen apa yang telah disepakati dari hasil sosialisasi tersebut. Sebab, ia belum mendapat laporan dari bawah.

"Saya belum dapat laporannya (komitmen kompensasi)," tambahnya.

Dilokasi berbeda, Camat Klampis, Abdul Malik menyebutkan pihaknya hanya memfasilitasi adanya sosialisasi tersebut. Ia juga menyebut telah melibatkan beberapa elemen yang dirasa perlu untuk terlibat.

"Kami fasilitasi sosialisasi itu sekaligus masyarakat langsung bisa berinteraksi dengan perwakilan PHE WMO. Kami libatkan berbagai elemen yang dirasa perlu," tuturnya.

Penulis: Julian

Editor: Udiens

Publisher: Dafa

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) DPC Kabupaten Lumajang, menerima data RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok)...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilkada 2024 yang diajukan pasangan calon (Paslon) 01, Ali Fikri -...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dugaan tambang pasir illegal di Kabupaten Lumajang kembali mencuat. Masyarakat meminta, aparat penegak hukum menindak...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Optimalisasi penunjang sarana dan prasarana sektor pertanian terus dilakukan di lingkup desa di Kabupaten Lumajang Jawa...

MEMOonline.co.id, Sampang- H inisial, pelaku pembunuhan terhadap inisial Y beberapa waktu lalu di desa Bapelle, kecamatan Robatal, kabupaten Sampang,...

Komentar