MEMOonline.co.id, Bekasi - Tambun Selatan - Tidak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi semakin pesat dan maju. Kita tidak bisa menghambat perkembangan zaman yang semakin modern.
Namun, perkembangan zaman bisa berdampak positif atau negatif.
Di satu sisi, teknologi bisa mempermudah untuk mengakses sesuatu yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah.
Dengan perkembangan teknologi yang ada akses komunikasi sangat mudah. Banyak media sosial yang dapat menghubungkan satu orang dengan orang lain, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dll.
Disisi lain, media sosial saat ini tidak diimbangi dengan penggunaan sesuai kebutuhan. Banyak yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian, isu SARA atau berita hoax yang bisa menyudutkan pihak lain.
Pada hakikatnya kita harus saling menghargai. Tidak saling menyebarkan ujaran kebencian dan sebagainya melalui media sosial atau media yang lainnya.
Sebabnya, ujaran kebencian dan sebagainya yang ditebar melalui media sosial akan menyebar luas ke seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara.
Para pengguna media sosial diharapkan lebih cerdas dan bijak dalam menyikapi berita hoax dan isu sara yang mulai banyak bermunculan menjelang tahun politik, khususnya jelang Pilgub Jabar 2018.
“ Khusus untuk para pemilih pemula yang berasal dari kalangan muda, agar tidak mudah terprovokasi dengan ikut men’share berita yang belum jelas sumbernya dan tidak menyampaikan komentar yang membuat suasana tambah memanas,” kata Suganda Nahampun, Agen Sosialisasi KPU Tambun Selatan, Sabtu (24/03) malam.
Suganda menambahkan, pemilih pemula termasuk kelompok yang rentan menjadi sasaran berita hoax dan isu-isu yang memprovokasi.
“Sebagai anak muda, kita jangan mau diadu-domba. Yang namanya jelang pilkada biasanya ada saja isu yang dimunculkan dengan menyerang kelompok tertentu. Ini yang harus disikapi dengan bijak oleh para pemilih pemula,” ujarnya.
Suganda juga mengajak para pemilih pemula untuk sering-sering berdiskusi konstruktif dengan argumen-argumen yang mencerdaskan masyarakat.
“Pilihan boleh beda. Tapi kita tidak boleh memaksakan kehendak agar orang lain ikut pilihan kita,” pungkasnya. (Bam/ Diens).