
MEMOonline.co.id, Pamekasan - Selama 9 hari lamanya bayi tanpa anus, putra dari pasangan suami istri (pasutri) Abdurrahman dan Suhatiah, warga Desa Jarin, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, dirawat di RSUD Dr. H. Slamet Martodirjo Pamekasan.
Namun, hingga saat ini seolah masih tak ada respon positip mengenai surat rujukan pemberangkatan operasi ke RS Dr. Soetomo Surabaya, Senin (09/04/2018).
H. Marzuki, Kepala Desa Jarin menyampaikan, bahwa keberadaan bayi tanpa anus itu sedang terlantar.
"Jika berbicara bayi ia karena sudah terlantar, karena sudah 9 hari, jadi kondisinya semakin mengurus, keriput dan melemas," kata Marzuki.
Dirinya mengatakan, bahwa dirinya sudah berusaha mendesak RSUD Dr. H. Slamet Martodirjo Pamekasan untuk segera mengambil langkah pemberangkatan operasi.
"Saya mendesak dari tanggal 7 saya masuk, cuma alasannya hanya menunggu telepon dari Dr. Soetomo Surabaya mengenai tentang alat," paparnya.
Mengenai persoalan pembiayaan sementara di rumah sakit, dirinya menjelaskan, bahwa sudah ditanggung BPJS.
"Untuk BPJS sudah selesai semua, jadi biaya bayi ini sudah ditanggung BPJS," tuturnya.
Lebih lanjut, Marzuki menegaskan, bahwa dirinya menuding ada indikasi tebang pilih dalam penanganan korban, jika menggunakan BPJS di proses belakangan, sedangkan bagi yang membayar cas di proses terlebih dahulu.
"Semuanya yang menggunakan BPJS, yang lahir tanpa anus harus nunggu antrian, bahkan antrian saat ini sekitar 3 orang," katanya, menirukan pernyataan perawat di RSUD Dr. H. Slamet Martodirjo Pamekasan.
"Mungkin jika menggunakan BPJS alatnya masih ngantri, sedangkan yang menggunakan bayar cas langsung ada, mungkin gitu," pungkas Marzuki. (Faisol)