
MEMOonline.co.id, Pamekasan - Mangkraknya penanganan kasus pembunuhan istri Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, yang ditangani oleh Polres Pamekasan, membuat aktivis Mahasiswa yang mengatasnamakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Madura (UNIRA) lakukan audiensi, Senin (09/04/2018).
Kedatangan aktivis mahasiswa ini menyoroti lalainya pengungkapan tersangka dalam kasus pembunuhan istri PNS Dishub Pamekasan, Sri Banuwati Ningsih (52) warga asal Kelurahan Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, yang tewas digorok bagian lehernya oleh seseorang, (29/01).
Ayus, Presiden Mahasiswa UNIRA Pamekasan menyampaikan, bahwa dirinya sangat kecewa pada pihak Polres Pamekasan, lantaran terkesan lalai dalam mengungkap kasus tersebut.
"Masak pihak Polres tidak bisa menetapkan tersangka setelah melakukan pemanggilan 24 saksi. Ini kan lucu jika tidak segera ditindak," kata Ayus.
Dirinya juga menuding pihak Polres Pamekasan tebang pilih dalam tangani kasus pembunuhan yang berada di Kabupaten Pamekasan.
"Jika tersangka kasus pembunuhan di Kecamatan Pasean saja sudah terungkap, mengapa kasus pembunuhan di Kelurahan Lawangan Daya masih belom terungkap. Jika memang pihak Polres Pamekasan sudah tidak mampu tangani ini, mengapa tidak serahkan saja ke Polda Jatim, atau ke Polri kan gitu," paparnya.
Sementara itu, Iptu H. Setiono, KBO Reskrim Polres Pamekasan mengatakan, bahwa pihaknya sudah memanggil 24 saksi dalam kasua tersebut.
"Kami sudah memanggil 24 saksi dari kemaren-kemarennya. Karena ini kasusnya berat, jadi harus nunggu proses selanjutnya, tapi dalam minggu-minggu ini akan segera ditindak lanjuti," kata Setiono.
Perlu diketahui, jika kasus tersebut dalam minggu-minggu ini tidak segera ditangani atau di proses, aktivis mahasiswa UNIRA akan melakukan aksi demonstrasi dan melayangkan surat ke Mapolda Jatim. (Faisol)