MEMO online, Semarang – Sedikitnya, 18 dari 26 Balita yang diketahui terdeteksi mengidap HIV/AIDS di Kabupaten Semarang, dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Bagian Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang, Taufik Kurniawan mengatakan, sesuai hasil pendataan yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang, sejak tahun 2010 hingga Juni 2017. Hasilnya, ditemukan 26 kasus HIV/AIDS pada Balita.
"Dari 26 tersebut sekarang tinggal 8 orang, kalau bicara bayi belum dipisahkan itu. Jadi temuan pada balita ada 26, kemudian meninggal 18, sekarang tinggal 8," kata Taufik di dalam rangkaian Memperingati Hari AIDS Sedunia, Sabtu (2/12/2017), malam.
Khusus untuk tahun 2017 hingga Juni, kata Taufik, sejak Januari hingga Juni 2017 ditemukan satu kasus balita. Bagi balita ini juga diberikan pendampingan.
"Nah kalau terkait dengan pendampingan yang diberikan kepada bayi atau balita, kebutuhan utama mereka pada nutrisi karena tidak boleh minum ASI," katanya.
Untuk itu para pendamping ODHA, kata dia, berupa semaksimal mungkin terpenuhi kebutuhan nutrisi bagi balita tersebut.
"Jadi mau tidak mau, teman-teman pendamping ODHA ini akan mengupayakan semaksimal mungkin terpenuhinya nutrisi baik dari Dinas Kesehatan, ada dari relawan, bahkan kami punya kantong sosial untuk mengupayakan ke sana. Terus, ada beberapa perusahaan yang secara insidental memberikan bantuan," ujar Taufik.
Terkait kemugkinan balita yang selamat, kata dia, tidak tertutup untuk hal tersebut. Hal ini berdasarkan laporan diterimanya ada empat anak yang bebas dari fase setelah satu setengah bulan dinyatakan negatif.
"Karantina nggak, paling treatment si anak tadi tidak minum ASI, kemudian sudah mengonsumsi obat sejak lahir," katanya. (Udiens)
Sumber: detikNews