Puluhan Guru di Eks-Karesidenan Besuki Dukung Unej Kembangkan Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal

Foto: Puluhan guru bahasa Indonesia SMP se eks-Karesidenan Besuki, usai mengikuti ‘Diskusi Terpumpun’
1202
ad

MEMOonline.co.id, Bondowoso - Puluhan guru bahasa Indonesia SMP se eks-Karesidenan Besuki, mengikuti ‘Diskusi Terpumpun’ bersama dosen bahasa dan sastra Indonesia FKIP Universitas Jember, di Hotel Seven Dream Jember, Jumat (11/5/2018).

Diskusi tersebut, membahas tema pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal.

Bertindak selaku narawicara adalah Dr. Muji, M.Pd. selaku ketua Tim Peneliti  yang akan mengembangkan bahan ajar berbasis kearifan lokal.

Sedangkan narawicara kedua adalah Mohammad Hairul, S.Pd., M.Pd., praktisi atau guru bahasa Indonesia SMP Klabang Bondowoso sekaligus Ketua IGI (Ikatan Guru Indonesia) Kabupaten Bondowoso.

Acara dipandu oleh Dr. Arju Muti’ah, M.Pd. selaku moderator.

Pada paparan awal, Dr. Muji M.Pd. mengemukakan perlunya pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal.

Menurut Muji begitu banyak nilai-nilai kearifan lokal yang merupakan aset kekayaan budaya di eks-Karesidenan Besuki.

“Nilai-Nilai kearifan lokal tersebut perlu diwariskan pada generasi muda melalui pembelajaran di sekolah,” papar Dr. Muji M.Pd.

Hal itu dimaksudkan agar generasi masa depan tidak tercabut dari akar budaya nenek moyang yang sejatinya penuh dengan nilai-nilai kearifan.

Sedangkan Mohammad Hairul, S.Pd., M.Pd memaparkan makalah berjudul “Tengara Masalah Pembelajaran Bahasa Indoesia SMP”.

Menurutnya masih banyak guru mengajarkan bahan ajar kurikulum 2013 tanpa menghayati pandangan filosofis yang mendasari perubahan kurikulum.

“Kurikulum 2013 memosisikan bahasa Indonesia sebagai pengarakteran atau humanisasi, dan sebagai pemahiran keterampilan berbahasa atau pragmatisasi,” jelas Hairul.

Pembelajaran berbasis teks terdiri atas pembelajaran praksis lingual, logikal, dan konteks sosio-kultural. “Pada aspek sosio-kultural itulah pengembangan bahan ajar berbasis kearifan lokal dapat dikembangkan,” imbuhnya.

Acara yang dimulai pukul 08.00 WIB itu diakhiri pada pukul 11.00 WIB. Selama tiga jam acara berlangsung sangat dialogis penuh suasana keakraban.

Hampir seluruh peserta yang hadir berkesempatan menyampaikan pandangan tentang problematika pembelajaran yang dialami terkait bahan ajar.

Secara umum guru bahasa Indonesia SMP dari lima kabupaten, yakni Banyuwangi, Situbondo, Lumajang, Jember, dan Bondowoso sangat mendukung Universitas Jember untuk mengembangkan bahan ajar berbasis kearifan lokal di eks-Karesidenan Besuki.

Pewarta : Arik

Editor    : Udiens

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Pemerintah Desa (Pemdes) Panca Karya, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggelar karnaval budaya sebagai...

MEMOonline.co.id, Jakarta- Albany Pasya, seorang pemuda 21 tahun yang sedang berfokus pada pelestarian budaya . Sebuah program “BBC atau Be Bright...

MEMOonline.co.id, Sumenep- KPU Sumenep resmi mengumumkan hasil verifikasi administrasi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep pada Sabtu...

MEMOonline.co.id, Jember- Bagi masyarakat yang memiliki anak penyandang disabilitas juga tidak perlu minder, tumbuhkan kepercayaan diri pada mereka...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Setelah sekian lama publik bertanya-tanya siapa gerangan oknum Event Organizer (EO) pemborong ratusan event di Kalender...

Komentar