Kemenag Sumenep Himbau Masyarakat Bersabar Soal Penetapan 1 Ramadhan 1445 H

Foto: Abdul Wasid, Kepala Kemenag Sumenep
1271
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep- Hingga hari ini Jum'at, 8 Maret 2024, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum melakukan rukyatul hilal dalan penetapan awal puasa Ramadhan 1445 H/2024 M.

Sejauh ini, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep, Abdul Wasid mengatakan bahwa penetapan awal puasa pada dasarnya tetap harus menunggu hasil sidang isbat yang akan dilakukan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia (Menag RI).

Akan tetapi, tidak hanya menunggu hasil dari sidang isbat Menag, Kemenag Sumenep sendiri juga akan melakukan rukyatul hilal di Pantai Taneros, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, dalam waktu dekat ini.

"Kita tetap menunggu hasil sidang isbat dari pemerintah yang dalam hal ini adalah Menteri Agama (Menag)," ucap Abdul Wasid.

"Tanggal 9/10 Maret besok kita laksanakan juga," lanjutnya.

Lebih lanjut, Kemenag Sumenep juga menyampaikan bahwa apabila nantinya ada perbedaan dalam pelaksanaan mengawali bulan puasa antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama (NU) tidak perlu menjadi persoalan yang harus diperdebatkan. Menurutnya, setiap ormas memiliki hitungan yang diyakini sama-sama memiliki kebenaran untuk dipertanggungjawabkan.

Sehingga pihaknya menghimbau terutama kepada warga di Kabupaten Sumenep untuk sama-sama menghormati antar perbedaan karena perbedaan adalah Rahmat dari Allah untuk saling menjaga toleransi antar sesama, terlebih sesama umat muslim yang akan menjalankan ibadah puasa.

"Mau puasa yang lebih dulu atau sebaliknya, itu sama-sama baik karena ada acuannya. Yang ga baik itu yang ga ikut puasa," lanjut Abdul Wasid.

Kemudian menanggapi hal tersebut Kementerian Agama Kabupaten Sumenep juga menghimbau agar masyarakat menunggu hasil sidang isbat yang nanti akan dilaksanakan oleh pihak Kemenag di bulan maret 2024.

Menurut Abdul Wahid perbedaan tersebut sama-sama memiliki dasar dalam hitungan yang dimiliki oleh Nahdlatul ulama maupun Muhammadiyah tidak ada yang harus disalahkan karena kedua ormas tersebut sama-sama menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu bentuk menjalankan perintah Allah SWT.

Penulis     :    Elok Andriani

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Syafika Auliyak

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Seorang warga Desa Gapura, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, bernama Andi, menjadi korban tuduhan palsu yang berujung...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Seorang warga Sumenep, Taufikurahman, diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi bersama lima orang...

MEMOonline.co.id, Lumajang- H. Biarsum, tokoh masyarakat asal Desa Mlawang Kecamatan Klakah Lumajang, memantapkan pilihannya pada pasangan...

MEMOonline.co.id, Jember- Lakalantas terjadi di perlintasan kereta api mobil bernopol N 1527 DM warna putih yang ditumpangi bersama penumpang lainnya...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumenep sukses menggelar sosialisasi Pilkada Serentak 2024 dengan menggandeng Komisi...

Komentar