MEMOonline.co.id, Sumenep- Perjuangan dua bidan sukwan asal pulauan Kangean, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, dalam menyelamatkan pasien yang hendak melahirkan, layak mendapat penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Sumenep.
Pasalnya, dua bidan non PNS tersebut, yakni bidan Erwin Yuliana dan Ully Astika, rela menerjang badai di malam takbiran, demi merujuk pasiennya atas nama Nurjannah (29), warga Dusun Bantilan, Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, ke RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Rabu (10/04/2024).
Dua bidan sukwan tersebut membawa Nurjanah ke RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep, menggunakan perahu kecil, yang disewanya.
"Karena tidak ada jalan lain, ya terpaksa kami rujuk ke Sumenep," kata bidan Erwin Yuliana, saat dikonfirmasi media ini melalui sambungan selulernya, Kamis (11/04/2024).
Menurutnya, Nurjannah dirujuk ke RSUD Moh Anwar dengan diagnosis fase aktif memanjang +CPD, namun kendala muncul ketika dokter spesialis SpOG di rumah sakit Abuya sedang libur nasional.
Tanpa membuang waktu, Bidan Erwin dan Ully mengambil inisiatif untuk merujuk pasien tersebut.
Meskipun dihadapkan pada kendala yang cukup besar, seperti tidak adanya kapal karena hari raya Idul Fitri, mereka tidak menyerah dangan cara mencari perahu motor sewaan ke Sumenep.
Dengan menggunakan perahu motor kecil yang disewa keluarga pasien sekitar Rp 6 jutaan, mereka berangkat dari Pelabuhan Batuguluk menuju RSUD dr. H. Moh. Anwar sekitar Pukul 04.00 WIB.
Namun, perjalana Bidan Ully dan Bidan Erwin, serta keluarga pasien dan kru perahu, tidaklah mulus.
Sesampainya ditengah laut, mesin perahu motor yang mereka tumpangi mengalami kerusakan. Hingga mereka harus terdampar di Pulau Goa.
"Setelah terdampar di pulau Goa, salah satu dari kami sempat turun untuk membeli makanan, tapi malah dikasih mie instan oleh warga sekitar pantai, sehingga kami bisa masak mie dan makan di perahu," terang Erwin.
Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya mesin dapat diperbaiki. Namun, tantangan tidak berhenti di situ saja.
Perjalanan dilanjutkan dengan angin kencang dan ombak yang besar, membuat mereka dan pasien basah kuyup. Namun, dengan semangat yang tak kenal menyerah, mereka berhasil mencapai Pelabuhan Kalianget sekitar pukul 13.00 WIB dengan selamat.
"Setelah tiba di pelabuhan Kalianget, kami langsung bergegas ke rumah sakit. Dan Alhamdulillah sesampainya di rumah sakit, pasien kami melahirkan seorang cewek," kata dengan raut wajah sumringah.
Disinggung soal dimana dia nginap saat di Simenep, Erwin mengaku numpang nginap dan makan di rumah temannya di kota, yang juga berprofesi sebagai bidan desa.
Hal itu dilakukan karena dirinya mengaku tidak membawa bekal yang cukup dari kepulaun.
"Selama menunggu kondisi pasien pulih dan bisa pulang, kami numpang nginap di rumah teman di kota, karena kami memang tidak ada persian perbekalan. Tapi tadi malam pak Kapus Kangayan ngasih biaya hidup selama kami di kota. Uangnya ditransfer ke rekening dan kami masih belum tahu jumlahnya berapa," tandasnya.
Kisah perjuangan Bidan Erwin dan Ully tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menjadi cermin keberanian dan kepedulian terhadap sesama. Pemerintah Kabupaten Sumenep diharapkan memberikan penghargaan yang pantas bagi kedua bidan ini sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi mereka dalam melayani masyarakat.
Penulis : Alvian
Editor : Udiens
Publisher : Syafika Auliyak