MEMOonline.co.id, Pamekasan – Meski umurnya belum genap setengah tahun, gedung baru Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp. 17.376.650.000,- (Tujuh Belas Milyar Tiga Ratus Tujuh Puluh Enam Juta Enam Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah), namun kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
Bahkan, baru sebulan lamanya selesai dikerjakan oleh pihak rekanan, plafon gedung baru IAIN Madura rupanya sudah ambruk, Sabtu (26/05/2018).
Sehingga kuat dugaan, terindikasi ada kecurangan lantaran minim diduga pengawasan saat pengerjaan.
Ambruknya plafon atap gedung Tarbiah tersebut, menjadi perbincangan hangat bagi kalangan mahasiswa IAIN Madura, lantaran anggaran yang ditelan gedung baru tersebut sangatlah fantastis (besar), namun tak sampai satu bulan lamanya sudah ambruk.
Moh. Rohim, mahasiswa IAIN Madura Jurusan Tarbiah mengatakan, bahwa ambruknya plafon digedung baru itu diduga tak sesuai spek dan tak ada pengawasan penuh dari pihak kampus.
"Ambruknya plafon ini sudah pertanda adanya kong-kalikong antara pihak rekanan dan pihak kampus, mengapa demikian, karena anggaran begitu besar namun kualitasnya bisa dikatakan ecek-ecek," tegas Rohim.
Lebih lanjut, Rohim menyampaikan, bahwa dirinya meminta kepada pihak-pihak pengaudit (BPK) untuk mengaudit pekerjaan tersebut, karena pekerjaan tersebut tercium bau KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
"Meminta tim audit memantau pekerjaan itu, karena kami mencium bau-bau KKN dilingkungan IAIN Madura, khususnya pada pekerjaan tersebut," jelasnya.
Selain itu, Basri, mahasiswa semester 6 itu menuturkan, bahwa dirinya menuding pekerjaan itu dikerjakan asal-asalan.
"Ini jelas ada indikasi bahwa pekerjaan tersebut di kerjakan asal-asalan, lucunya belum sampek satu semester sudah runtuh, kan miris," terang Ibas, sapaan akrabnya.
Ia sebagai mahasiswa Jurusan Tarbiah mengatakan, bahwa dengan begitu, sudah jelas merugikan negara. "Bayangkan, anggaran 1M lebih, pekerjaannya seperti itu. Ini sangat merugikan Negara," jelasnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Madura, Dr. H. Mohammad Kosim menyampaikan, bahwa pekerjaan tersebut akan segera diperbaiki kembali masih menunggu hari libur.
"Masa pemeliharaan sampai september, mesti diperbaiki, kemudian sudah didata, nunggu kuliah selesai (libur), untuk diperbaiki," kilahnya. (Faisol)