Demi Mendorong Pendidikan Aman dan Inklusif, Disdik Sumenep Pelopori Sekolah Responsif Gender

Foto: Akhmad Fairusi, S.Pd., M.A.P Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep.
1036
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep- Kabupaten Sumenep terus berkomitmen mewujudkan pendidikan yang inklusif dan aman bagi semua peserta didik. Melalui program Sekolah Responsif Gender, Dinas Pendidikan Sumenep berupaya menjadi pelopor dalam menciptakan lingkungan belajar yang menghargai kesetaraan gender.

“Kami telah memperkenalkan Sekolah Responsif Gender di 14 kecamatan, termasuk Kecamatan Batang-Batang. Tahun ini, kami berharap seluruh kecamatan di Sumenep, baik di daratan maupun kepulauan, dapat menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sekolah Responsif Gender untuk jenjang TK, SD, dan SMP,” ujar Agua Dwi Saputra, S.Sos, M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Sumenep melalui Akhmad Fairusi, S.Pd., M.A.P., Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Sumenep.

Ia menambahkan, implementasi program ini diharapkan tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi kabupaten dan kota lain di Indonesia.

“Kabupaten Sumenep adalah pelopor Sekolah Responsif Gender di Indonesia. Kami ingin ini menjadi inspirasi bagi daerah lain dan akan menularkan program ini ke seluruh kabupaten/kota se-Indonesia,” ungkapnya.

Bimtek Sekolah Responsif Gender telah diselenggarakan di tingkat kabupaten dan mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud).

“Kemendikbud mengapresiasi penyelenggaraan Bimtek ini, bahkan Bupati Sumenep dianggap sebagai tokoh pelopor sekolah responsif gender oleh Tim Inovasi Jawa Timur,” lanjutnya.

Program ini tidak hanya menargetkan peserta didik, tetapi juga mendorong guru agar lebih peka terhadap kebutuhan siswa.

“Kami berharap, Sekolah Responsif Gender dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, di mana guru merespon potensi dan kebutuhan siswa, baik dalam prestasi maupun aspek lainnya,” terangnya.

Akhmad juga menekankan bahwa program ini bertujuan untuk mencegah berbagai bentuk kekerasan di sekolah.

“Kami berkomitmen agar sekolah responsif gender menjadi solusi dalam mencegah kekerasan fisik, psikis, kekerasan seksual, hingga bullying di lingkungan pendidikan,” tegasnya.

Program ini ditargetkan rampung pada 2024 dan mulai diimplementasikan penuh pada 2025 di seluruh jenjang pendidikan TK, SD, dan SMP di Kabupaten Sumenep.

Penulis     :   Alvian

Editor        :   Udiens

Publisher  :  Syafika Auliyak

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Pemerintah Desa Subo, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, terus menggenjot penurunan angka stunting dan kemiskinan...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Ditengah menyeruaknya kabar dugaan korupsi dana hibah Jatim yang saat ini ditangani oleh KPK (Komisi Pemberantasan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, membuktikan komitmennya dalam mengentaskan kemiskinan di wilayahnya. Berdasarkan data...

MEMOonline.co.id, Jakarta- Rapat pleno perdana Pengurus PWI Pusat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) digelar di Jakarta pada Rabu (18/9/2024), tepat...

MEMOonline.co.id, Sampang- Jajaran Polres Sampang menangkap seorang pria berinisial IK (49), warga Paonjenan Timur, Kecamatan Batu Marmar, kabupaten...

Komentar