MEMOonline.co.id, Bekasi - Karang Bahagia - Dengan mengusung semangat ‘Bersama Dalam Perbedaan Menciptakan Kerukunan’ Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kabupten Bekasi menggelar acara Silaturahmi Tokoh Lintas Agama yang bertempat di SMK Karya Pembaharuan Karang Bahagia, Sukaraya, Sabtu (2/6/2018).
Dengan maraknya penggunaan media sosial yang terjadi belakangan ini, memberikan dampak baik dan buruk. Dampak baik, semisal kecepatan dalam menerima informasi, sedang dampak buruknya adalah tidak ada satupun sarana yang mampu membendung konten negatif, termasuk konten yang berbau Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).
Saat ini, isu ekstrimisme dan radikalisme kian mengkhawatirkan. Hoax dan ujaran kebencian memenuhi media sosial yang berisi himbauan bernada provokasi dan hasutan berbasis SARA, yang dapat menimbulkan macam-macam potensi kegentingan, terutama kegentingan dalam kerukunan antar umat beragama di Republik yang tegak di atas falsafah Bhinneka Tunggal Ika ini.
Dalam arahannya, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Pokja Toleransi, Irjen. Pol. Drs. Romo Sidarto Danusubroto, mengatakan bahwa bangsa Indonesia harus bangga dan bersyukur karena Tuhan mempercayakan Indonesia sebagai wadah dari super keberagaman manusia, baik bahasa, etnis, budaya, bahkan agama. Tinggal bagaimana bisa membuktikan kepada Tuhan bahwa titipan keberagaman seperti ini mampu dijaga dan rawat dalam bingkai NKRI.
“Perbedaan yang ada ini tak perlu dilebur menjadi satu, tak boleh ada pemaksaan terhadap pihak-pihak yang berbeda untuk menjadi satu dalam keseragaman karena bangsa ini terbentuk dari kebhinekaan dan keanekaragaman warna. Sebagai bangsa yang besar, justru inilah modal dasar yang tak ternilai,” ucap Romo Sidarto.
Masyarakat Indonesia yang majemuk dengan dinamika sosialnya tersebut dapat menjadi energi sosial yang konstruktif, yang apabila dipererat dengan nilai persatuan akan menjadi kekuatan.
Selama ini, lanjut Sidarto, orang seringkali lupa bahwa negara ini dapat bertahan selama 73 tahun karena pendiri bangsa secara bijak menyepakati Pancasila sebagai dasar negara, yaitu negara berketuhanan, negara berkebangsaan dan negara yang pro-keberagaman.
“Banyak contoh dilain negara yang berdasarkan agama rawan mengalami konflik horizontal maupun konflik vertikal. Banyak negara-negara di Timur Tengah yang sekarang mengalami konflik ingin belajar dari Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam namun tetap compatible dengan sistem demokrasi,” jelas Sidarto.
Indonesia, masih Sidarto, punya Pancasila sebagai dasar negara. Bangsa ini memerlukan panduan hidup untuk mengenal dan meyakini keberadaan Tuhan. Dengan mengenali dan meyakini keberadaan Tuhan, kehidupan bangsa ini diharapkan tumbuh mengikuti sifat-sifat ketuhanan yang penuh kasih sayang, berlandaskan kecerdasan spiritual.
Pancasila sebagai living ideology dan working ideology harus terus dinyalakan kembali semangatnya. Perlu pendekatan secara kultural maupun edukatif untuk terus membangkitkan dan membumikan kembali Pancasila terutama kepada generasi muda
“Pancasila merupakan norma dasar kita bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta pedoman satu-satunya dalam mendesain, menjalankan, dan mengelola secara berkesinambungan,” tuntasnya.
Hal senada juga disampaikan Sekertaris GP Ansor Kabupaten Bekasi, Himawan Abror.
“Silaturahmi Tokoh Lintas Agama untuk persatuan dan kesatuan yang selama ini kita nikmati bersama seakan terkoyak dan tercabik oleh media sosial,” ucapnya.
Media sosial digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan provokasi negatif yang mengancam persaudaraan sebangsa dan setanah air.
“Sikap yang mendepankan ‘paling benar’, ‘kafir dan tidak kafir’ di media sosial telah mengoyak kebersamaan dan keutuhan berbangsa,” tandasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Staf Wantimpres Pokja Toleransi, Kyai Haji Agus Salim, Bupati Bekasi Hj. Neneng Hasanah Yasin, pemuka agama Katolik, Romo Antoro, pemuka agama Hindu, Andi Candra, pemuka agama Konghucu, Siauw Keng Wie, pemuka agama Budha, Dirman, MUI Bekasi, KH Faturahman dan KH Mubarok, Dewan Masjid Indonesia, KH Mahmudin, Ketua GP Ansor dan Ketua Banser Bekasi, Dandim 0509 Letkol Henri Yudhi Setiawan, Kapolres Kabupaten Bekasi Kombes. Pol. Candra Sukma Kumara dan Tokoh masyarakat Bekasi Hj. Herlani serta para Kyai dan Ulama Bekasi. (Bam/Diens).