Cuaca Laut Ekstrem, Harga Ikan Laut di Sejumlah Pangkalan di Sumenep Melambung

Foto: Transaksi ikan laut antara prdagang dengan nelayan di pesisir pantai Slopeng Sumenep
1358
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep – Tingginya gelombang laut yang terjadi di perairan Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini, membuat harga sejumlah ikan laut di sejumlah pangkalan di daerah itu melambung.

Seperti yang terjadi di pangkalan pesisir pantai Slopeng, harga ikan pindang (layang red) yang saat cuaca normal hanya Rp 75 hingga 90 ribu rupiah per pasket (setara 25 kg red), saat ini dibandrol Rp 200 – 400 ribu rupiah per pasket.

Tak ayal, harga jual ikan eceran di sejumlah pasar tradisional di Madura, juga mengalami kenaikan.

Harga ikan pindang di pasar tradisional yang semula hanya Rp 2 ribu rupiah per 10 biji (sajina red) dibandrol Rp 3 – 5 ribu rupiah.

“Sekarang angin mas, makanya banyak nelayan yang gak dapat tangkapan,” kata Nur (35), seorang nelayan yang ditemui media ini di pesisir pantai Slopeng, Minggu (15/7/2018).

Menurutnya, tingginya harga ikan yang terjadi di Kabupaten Sumenep saat ini, selain karena cuaca laut ekstrem/gelombang tinggi, juga disebabkan arus laut yang tidak menentu. Sehingga, jaring yang ditebar para nelayan, luput dari sasaran.

“Karena arus lautnya tak menentu, maka jaring yang kita tebar di laut, meleset dari gerombolan ikan yang kita incar, jadi wajar kalau banyak nelayan yang pulang dengan tangan hampa,” terangnya.

Namun begitu, pihaknya mengaku bangga harga ikan hasil tangkapannya terjual mahal.

Sebab, meski hasil tangkapannya sedikit, uang bagian yang akan diterima dari hasil kerjanya itu, lebih banyak dibanding dengan harga ikan murah.

“Dalam situasi seperti ini (hasil tangkapan sedikit red), kami masih bersyukur. Karena uang bagian dari hasil kami akan lebih banyak,” imbuhnya.

Sementara Salamet (50), pedagang ikan asal Kecamatan Dasuk, yang biasa kulakan di pesisir pantai Slopeng, mengaku bingung dengan tingginya harga ikan saat ini.

Sebab, ikan kulakan yang dibeli dari nelayan di pesisir pantai Slopeng, masih akan dijual lagi kepada petani di pasar.

“Estoh kauleh bingung se ajuweleh pole, polanah argena cukok larang samangken,” dengan logat Bhs Madura, yang artinya ‘terus terang saya bingung untuk menjuawal ikan ini kembali, sebab harganya saat ini mahal,” terangnya. (Satrio/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep terus memperkuat komitmennya menciptakan iklim investasi yang mendukung...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Calon Bupati nomor urut 02, Achmad Fauzi Wongsojudo, menggencarkan pengembangan wisata islami di Sumenep dengan pendekatan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Kabupaten Sumenep, di ujung timur Pulau Madura, terus menjadi contoh harmonisasi keberagaman beragama di Indonesia. Bupati...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pasangan Calon (Paslon) Nomor urut 2 Achmad Fauzi Wongsojudo - Kiai Imam Hasyim (FAHAM) Tanggapi Pertanyaan Paslon Nomor...

MEMOonline.co.id, Jember- Calon Bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait, mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas demi mewujudkan Pilkada...

Komentar