MEMOonline.co.id, Sumenep – Melimpahnya hasil panen garam dipertengahan musim kemarau tahun ini, membuat petani garam di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjerit. Pasalnya, nilai jual garam dari petani ke pengepul, terus merosot.
Padahal, sekitar setengah bulan lalu harga jual garam dikalangan petani masih dibandrol Rp 2.400/kg. Namun harga tersebut tidak bertahan lama, karena pekan berikutnya harga jual garam petani sudah mengalami penurunan, yakni Rp1.400/kg. Parahnya lagi, pada pekan berikutnya lagi (pekan ini red) harga jual garam milik petani menjadi Rp1.300/kg.
"Hampir setiap minggu harga garam rakyat turun. Sekarang harganya Rp 1.300 per kilogramnya," kata Sahidin, salah satu petani garam asal Desa Kertasada, Kecamatan Kalianget, Selasa (31/7/2018).
Sementara salah satu penyebab anjloknya harga jual garam menurut Sahidin, dikarenakan jumlah permintaan sedikit. Sementara hasil produksi garam dari tambak petani melimpah.
Sebab saat ini, semua petani garam sudah panen semua. Oleh sebab itu, Sahidin berharap pemerintah bisa mencarikan solusi, agar harga jual garam kembali normal.
"Kalau harga garam terus seperti ini, bisa-bisa petani garam mati kelaparan," jelasnya.
Karena menurut Sahidin, harga jual garam ideal adalah diatas Rp 2.250/kg.
Sementara di Kabupaten Sumenep, terdapat beberapa daerah penghasil garam, seperti di Kecamatan Kalianget, Saronggi, Gili Genting, dan juga Kecamatan Gapura.
Sedangkan target pemerintah daerah untuk taget produksi garam tahun ini, sebanyak 260 ribu ton.Target tersebut lebih tinggi dari capaian produksi tahun lalu. Di tahun 2017, hasil produksi garam di Sumenep mencapai sekitar 232 ribu ton. Mengalami peningkatan cukup signifikan dari tahun 2016 lalu yang hanya mencapai sekitar 17 ribu ton. (Ita/diens)