MEMO online, Muara Enim – Lantaran ada 12 orang terduga teroris yang tertangkap di Provinsi Sumatera Selatan, maka provinsi tersebut mendapat perhatian khusus dari Bakesbangpol setempat.
Sebab dengan tertangkapnya 12 terduga teroris tersebut, berarti kelompok jaringan teroris yang menyebar di Indonesia, memanfaatkan semua sarana dan prasarana serta momentum yang ada di Sumsel.
Kepala badan kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol) provinsi Sumsel, Richard Cahyadi mengatakan penangkapan 12 terduga teroris di Sumsel menjadi perhatian penuh Pemprov, karena Sumsel sebagai penyandang predikat ZERO CONFLICT kemungkinan besar dimanfaatkan teroris sebagai tempat mengatur strategi dalam melaksanakan aksinya.
“Sehingga kita harus waspada dan harus melakukan pengembangan, siapa saja yang terlibat dan tempat mana saja yang akan menjadi sasaran,” katanya pada sabtu,(19/12/2017).
Dari pengembangan terduga jaringan teroris, tim Densus 88 Anti Teror (AT) mabes polri menetapkan 9 tersangka dari 12 terduga teroris.
Adapun nama 9 tersangka yakni : Sholihin selaku salah satu anggota jaringan teroris Jamaah Anshorut Daulah (JAD), Suwarto alias Abu Jakfa, Abdul Kadir alias Yazid, Imron alias Abu Hasan, Sugianto alias Sbu Faris, Zulkarnain alias Zengki, Jafar Saputra alias Fajar, Budiman dan Slamet Widodo. sedangkan 3 lainya yakni : Zakri, Irfai dan Abdul Majid, belum ditetapkan sebagai tersangka.
Semua tersangka langsung dibawa ke mabes polri demi pengembangan pemeriksaan lebih lanjut.
10 warga Lubay yang diamankan tim densus 88 karena diduga terkait teroris ini dibenarkan oleh ketua DPRD Muaraenim Aries HB yang merupakan tokoh masyarakat Lubay.
Dan beliau berharap warga lubay tetap tenang dan jaga situasi tetap tenang dan kondusif.
Sedangkan Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menjelaskan bahwa pimpinan kelompok ini adalah Sholihin yang telah mendirikan markas di jl Sp 1 trans barito Desa Lubay Persada Kecamatan Lubay Ulu Kabupaten Muaraenim Pronvinsi Sumatera Selatan.
“Kegiatan mereka baru berjalan selama 6 bulan, sedangkan yang menjadi target mereka adalah Mapolres Oku untuk merampas senjata dan akan menyerang Markas Brimob di Jakarta dengan menggunakan senjata hasil rampasan.
Kepada masyarakat “agar ikut berperan serta mengawasi lingkungan sekitarnya dan tidak mudah menerima ajaran radikalisme, yang akan merusak negara kesatuan republik indonesia yg kita cintai ini” harapnya. (Jum/Meri)