Ketua KADIN Sumenep Angkat Bicara Soal Petani Kesulitan Mendapatkan Pupuk Bersubsidi

Foto: Ketua KADIN sumenep, Hairul Anwar ST.Saat Diwawancarai Media
904
ad

MEMO online, Sumenep – Menanggapi kesulitan petani dalam memperoleh pupuk bersubsidi, Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Sumenep, Madura, Jawa Timur, angkat bicara.

Ketua KADIN sumenep, Hairul Anwar ST. Menilai, peluncuran  kartu tani oleh pemerintah daerah, terkesan tergesa-gesa merealisasi kartu tani, hingga menyebabkan petani tetap kesulitan mendapatkan jatah pupuk bersubsidi.

Apalagi kata Hairul, hampir dipastikan petani yang kesulitan mendapatkan pupuk karena tidak pegang kartu tani, sehingga tidak bisa mendapatkan jatah pupuk. Kalau yang pegang dapat jatah, meski tidak kebutuhan lahan.

"Di bawah masih ada petani yang belum tergabung di Poktan. Kios itu kan melayani petani yang memegang kartu tani. Karena pembelian pupuk dengan digesek. Ini membuat resah kepada petani. Ini kan bisa dibipang peluncuran kartu tani adalah kebijakan yang tergesa-gesa,” katanya saat dikonfirmasi media, Rabu (20/12/2017).

Mestinya kata pengusaha muda itu, sebelum mendistribusikan kartu tani pemerintah daerah memverifikasi kepada petani, utamanya yang tidak tergabung dalam poktan. Sehingga, distribusi pupuk bisa dilakukan secara merata.

"Kalau pendataan yang dilakukan pemerintah valid, petani tidak akan menjerit, pasti mereka kebagian semua," jelasnya.

Oleh seban itu, pihaknya meminta ada kajian kembali soal pupuk di Sumenep. Misalnya, salah satunya dengan menyiapkan gudang untuk penampungan sebelum masa tanam.

"Terobosan harus dilakukan, supaya masyarakat dapat mengakses dan mendapatkan jatah pupuk secara merata,” jelasnya.

Anggota komisi II DPRD Sumenep Bambang Prayogi mengatakan keseulitan pupuk di Sumenep merupakan persoalan klasik. Itu terjadi pada petani yang tidak tergabung di Poktan.

"Makanya mulai tahun depan harus ada verifikasi kembali kepada petani. Sehingga petani harus masuk poktan untuk bisa mendapatkan kartu tani. Itu harus dilakukan oleh Dispertahorbun," katanya.

Politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, biasanya di bawah yang sangat sering kekurangan itu pupuk jenis UREA.

"Hampir rata kalau pupuk itu (UREA, Red) sulit. Karena petani memberikan pupuk itu terkadang diluar kadar aturan," tuturnya.

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Sarpras Dispertahorbun Arif Firmato dalam keteranganya menjelaskan, jika memang ada pengurangan jatah pupuk. Meski sebelumnya pihaknya sudah mengusulkan.

“Tidak ada kaitan dengan Kartu Tani. RDKK sudah jelas tapi realisasinya tidak sama. Ini masalah anggaran,” ucapnya.

Ditanya terkait masalah kesulitan pupuk, Arif memastikan stok pupuk masih aman. Dan apabila memang mau membeli pupuk non subsidi maka juga disediakan.

Sebelumnya, ada keluhan masyarakat soal kesulitan mendapatkan pupuk dari petani yang ada di kabupaten Sumenep. (Ita/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep terus memperkuat komitmennya menciptakan iklim investasi yang mendukung...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Calon Bupati nomor urut 02, Achmad Fauzi Wongsojudo, menggencarkan pengembangan wisata islami di Sumenep dengan pendekatan...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Kabupaten Sumenep, di ujung timur Pulau Madura, terus menjadi contoh harmonisasi keberagaman beragama di Indonesia. Bupati...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Pasangan Calon (Paslon) Nomor urut 2 Achmad Fauzi Wongsojudo - Kiai Imam Hasyim (FAHAM) Tanggapi Pertanyaan Paslon Nomor...

MEMOonline.co.id, Jember- Calon Bupati Jember nomor urut 2, Muhammad Fawait, mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas demi mewujudkan Pilkada...

Komentar