MEMOonline.co.id, Sumenep - Setelah agak lama tidak terdengar, permintaan masyarakat Talango kepada pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur terkait pembangunan Jembatan penghubung Kalianget- Talango, kembali mengemuka.
Desakan tersebut kembali dimunculkan oleh masyarakat Talango, saat menghadiri serap aspirasi anggota DPRD Sumenep daerah pemilhan (Dapil) setempat yakni Akis Jasuli, di Sekretariat Kelompok Tani Kebun Agung, Desa Kombang, Kecamatan Talango, Sumenep, beberapa waktu lalu.
Menurut salah satu warga, yakni Afif Kholifi, keberadaan jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, selain untuk mempermudah arus transportasi, Jembatan itu diyakini mampu menggerakkan perekonomian masyarakat.
“Talango saat ini memiliki tempat wisata yang terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Diantaranya Pulau Gili Labak, yang masih menjadi bagian dari Desa Kombang Kecamatan Talango, tapi karena tidak adanya infrastruktur yang memadai ke Talango (Jembatan red), maka wisatawan langsung naik perahu dari Kalianget ke Gili Labak,” kata Afif.
Sehingga, meski wisata tersebut masih masuk wilayah Talango, keberadaannya tidak bisa memberikan dampak perekonomian ke masyarakat Talango.
“Terkecuali masyarakat Talango yang memang berdomisili di Gili Labak,” paparnya.
Sementara anggota DPRD Sumenep (Akis Jasuli) saat dikonfirmasi terkait desakan masyarakat tersebut, berjanji akan menyambungkan desakan warga kepada pemerintah, agar pemerintah tahu apa yang diharapkan warganya, dan bisa secepatnya merealisasikan.
Apalagi harapan warga tersebut, selaras dengan program pemerintah, yakni Visit 2018.
“Kalau menurut saya, permintaan warga sangat bagus dan amat mendukung program pemerintah. Karena salah satu faktor pendukung Visit adalah perbaikan infrastruktur ke tempat wisata, terutama wisata yang menjadi prioritas,” tegas Sekretaris DPD Partai NasDem Kabupaten Sumenep, Minggu (24/12/2017)
Dengan begitu, jarak tempuh wisatawan yang akan ke Pulau Gili Labak bisa diminimalisir.
Sebab jarak tempuh dari Kalianget menggunakan perahu ke Gili Labak, membutuhkan waktu kurang lebih dua jam.
Sedangkan bila ada jembatan, tentu akan mempercepat jarak tempuh wisatawan menuju Gili Labak.
“Karena kalau ada Jembetan, dari Kalianget ke Desa Kombang paling lama Cuma membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit, kemudian dari Desa Kombang ke Gili Labak sekitar 30 menit. Kan kan kalo ditotal jarak tempuh wisatawan ke Gili labak hanya butuh waktu 45 menit, lebih cepat kan,” kata alumni FISIP UMM Malang ini.
Selain itu, dengan adanya jembatan penghung Kalianget-Talango, masyarakat khususnya di daerah yang akan dilewati wisatawan menuju Desa Kombang, otomatis akan mendapat dampak perekonomian.
“Karena wisatawan yang lewat pasti akan berhenti untuk sekdar istirahat dan pastinya kalau ada orang jualan kan pasti tambah rame yang beli,” ungkapnya.
Akis menambahkan, tak hanya ke Gili Labak, di Talango juga ada wisata religi yang sangat rame dikunjungi, yaitu Asta Yusuf. Ia juga meyakini, kalau ada Jembatan, maka tempat wisata yang ada di Kecamatan Talango akan semakin banyak bermcunculan.
“Sebab kita potensi wisatanya besar, terutama wisata alam,” bebernya.
Dengan demikian, keberadaan Jembatan itu sangat penting untuk diwujudkan. Dirinya meyakini, bila ada jembatan, Talango akan semakin maju, ekonomi masyarakat pasti akan berkembang pesat.
Akis juga menuturkan, bahwa apa yang dilakukan Presiden Jokowi saat ini, yaitu membangun akses infrastruktur dimana-mana, harusnya juga ditangkap dan diikuti oleh Pemerintah Daerah biar sinergi. (udiens)