MEMO online, Pamekasan – Perayaan hari natal yang dilangsungkan oleh umat Kristiani mendapatkan respon positif dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, untuk saling menghargai antar agama.
Ketua FKUB Kabupaten Pamekasan, KH. Abd Mu’id Khozin menegaskan, saling menghargai merupakan tanggung jawab semua umat beragama, sama seperti umat Islam merayakan hari raya Idul Fitri, tetapi menghargai tersebut bukan berarti mengikuti ritualnya.
“Menghargai dan tolong-menolong itu dianjurkan, kita harus bisa hidup berdampingan, tanpa ada gesekan-gesekan, karena natal itu merupakan ibadah non muslim, dan kita harus menghargainya,” katanya Senin, (25/12/17)..
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Akhlak Toronan itu juga menambahkan, enam agama yang tumbuh subur di negeri ini dilindungi oleh undang-undang, dengan demikian orang yang hidup di bumi Indonesia harus mengikuti peraturan yang ada di Indonesia.
Dirinya menegaskan, menghargai Natal bukan berarti mengikuti ritual Natal sebagaimana yang dilakukan umat Kristiani, menghargai itu salah satunya adalah tidak mengganggu pelaksanaan Natal, karena umat Kristiani juga perlu kekhusyuaan dalam beribadah.
“Saya sering menyampaikan, kalau ritual jangan sampai dicampuradukkan antara agama satu dengan agama lain. Ini sangat berbahaya, Jadi kalau ada ritual tidak usah ikut-ikut,” Imbuhnya.
Pihaknya menimpali, umat Islam tidak boleh mengikuti ritual umat non muslim, demikian juga non muslim dilarang mengikuti ritual umat Islam, mengingat ritual agama tersebut hanya boleh dilakukan oleh penganutnya. (Hendra/diens)