MEMOonline.co.id, Sumenep – Meski pelaksanaan konfrensi atau pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih sebulan lagi, namun sejumlah nama yang akan berebut kursi ketua PWI didaerah itu sudah bermunculan.
Sebab pada bulan ini, jabatan Ketua PWI Sumenep yang dipegang wartawan senior Ach. Rifa'i (Kompas grup red), sudah berakhir. Sehingga PWI Sumenep, secepatnya harus menggelar konfrensi untuk memilih ketua baru priode 2019 – 2021.
“Rencananya konfrensi akan kita gelar pada bulan Januari 2019,” kata Slamet Hidayat, Sekretari PWI Sumenep, Kamis (27/12/2018).
Sementara nama-nama yang muncul untuk berebut kursi Ketua PWI Sumenep, salah satunya Temmy Pratima Parama Andani, wartawan beritajatim.com yang mengaku siap maju sebagai bakal calon ketua PWI Sumenep, priode 2019 – 2021.
Bahkan singa betina Sumenep yang akrab disapa Temmy Andani ini, sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk maju sebagai bakal calon ketua pada konfrensi pengurus PWI 2019 mendatang.
“Persiapannya sudah, tinggal menunggu tanggal pelaksanaannya saja,” terang Temmy Andani, kepada MEMOonline.co.id.
Selain Temmy Andani, kandidat lain yang bakal maju pada konfrensi PWI Sumenep 2019, adalah Moh. Hartono, CEO media siber PortalMadura.Com.
Pria yang akrab disapa Etto ini, juga sudah mempersiapkan segala sesuatunya, untuk berebut kursi ketua PWI Sumenep, pada konfrensi yang akan digelar bulan Januari 2019 mendatang.
"PWI perlu kehadiran orang-orang yang mempuni dalam ilmu jurnalistik, tidak cukup hanya pintar ngomong,” katanya.
Sebab menurutnya, menjadi menjadi pimpinan di PWI tidak mudah, harus kapabel, genius, serta matang dalam ilmu jurnalistik.
"Karena akan dijadikan contoh oleh anggotanya. Tidak cukup hanya bisa menulis, apalagi sekedar atau kadang-kadang menulis," tegasnya.
Hartono juga mengatakan, PWI adalah organisasi profesi yang harus dikendalikan oleh orang-orang profesional, religius, dan mempunyai network yan luas, mengingat anggota PWI terdiri dari berbagai media yang memiliki latar belakang konten berbeda.
"Menghidupi PWI cukup berat, sebab pimpinan PWI bukan mencari keuntungan dibalik bendera kebesaran PWI, tapi membesarkan PWI dengan segala kemampuannya," pungkasnya. (Udiens)