Jalan Menuju Tempat Ibadah Desa Jadung Rusak Parah, Jemaah dan Guru Sekolah Mengeluh

Foto : Kondidi jalan antar Dusun dan menuju salah satu Masjid di Desa Jadung, Kecamatan Dungkek yang rusak parah.
1876
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep – Pembangunan Infratruktur jalan di Desa Jadung, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur tergolong lamban dibanding sejumlah desa lain. Banyak jalan yang masih belum selesai diaspal dan kondisinya sangat memprihatinkan, apalagi saat musim penghujan.

Salah satunya jalan di Dusun Gudak-Gudak, hingga saat ini belum diaspal. Kondisi tersebut dikeluhkan masyarakat setempat, sebab, selain jalan itu menjadi penghubung antar dusun, juga sebagai jalan utama menuju masjid atau tempat ibadah masyarakat di dusun setempat.

Wardi, satu di antara jemaah masjid tersebut mengungkapkan, bahwa kondisi jalan itu membuat tidak nyaman bagi pengendara sepeda karena bergelombang oleh batu pengerasan. Bahkan kondisinya yang sering becek dan berlumpur disebut sangat menghambat jemaah masjid yang berjalan kaki.

"Iya mas, kondisi jalan itu sering tidak dapat dilewati kendaraan setelah hujan turun. Karena genangan air dan bergelombang membuat laju kendaraan tidak nyaman. Jemaah masjid terhambat," kata Wardi, Selasa (29/01/2019).

Ia menambahkan, meskipun kondisi jalan tersebut sudah sering diusulkan baik melalui proses Musrembangdes maupun permintan secara langsung ke pihak Pemerintah Desa setempat, namun hingga saat ini masih diabaikan.

“Jalan ini sudah lama dilakukan pengerasan, namun belum juga diaspal. Padahal permintaan untuk perbaikan sudah sering diusulkan oleh warga. Sementara kalau mau membandingkan pembangunan jalan di desa lain sudah tuntas semua," jelasnya.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Fathor Rahman Guru Sekolah yang berasal dari dusun tersebut. Ia menuding pemerintah Desa Jadung tidak sanggup menjalankan pemerataan pembangunan.

Ia pun kerap mengunggah foto kondisi jalan tersebut ke akun miliknya, sembari mengkritik pembangunan infrastruktur jalan yang dianggap sangat mengganggu aktifitas mengajarnya ke sekolah.

"Mereka baik yang tua maupun yang muda yang enggan tinggal di desanya sendiri, yang pindah ke desa sebelah yang lebih nyaman atau yang migrasi ke kota-kota, tidak akan pernah tahu bagaimana sensasinya menikmati fasilitas jalan yang tidak nyaman setiap harinya," terangnya

Ia juga mengancam akan memblokir jalan tersebut bilanamana masih tidak kunjung diaspal. Ia mengaku telah bersepakat bersama warga untuk menutup jalan yang merupakan akses utama warga untuk beribadah ke masjid tersebut.

"Kami sudah sepakat bersama warga untuk memagar jalan itu. Jika masih tak kunjung diaspal," tukasnya. .  (SBT/Udiens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilkada 2024 yang diajukan pasangan calon (Paslon) 01, Ali Fikri -...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dugaan tambang pasir illegal di Kabupaten Lumajang kembali mencuat. Masyarakat meminta, aparat penegak hukum menindak...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Optimalisasi penunjang sarana dan prasarana sektor pertanian terus dilakukan di lingkup desa di Kabupaten Lumajang Jawa...

MEMOonline.co.id, Sampang- H inisial, pelaku pembunuhan terhadap inisial Y beberapa waktu lalu di desa Bapelle, kecamatan Robatal, kabupaten Sampang,...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Polisi terus mendalami motif pembunuhan di Jalan Raya Klakah Desa Mlawang tepat di seberang jalan SPBU Klakah Minggu dini...

Komentar