MEMOonline.co.id, Sumenep – Hinagga saat ini, keberadaan pasar ternak terpadu di Desa Pakandangan Sangra, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tetap tidak diminati pedagang.
Akibatnya, pasar ternak terpadu yang dibangun melalui dana APBN sebesar Rp 2,3 miliar dan Rp 200 Juta dari dana APBD pada tahun 2014 lalu, mubazir.
Padahal Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumenep telah melakukan bujuk rayu kepada pedagang agar bisa menempati pasar yang dibangun menggunakan dana APBN itu.
"Kami sudah melakukan upaya dengan cara melakukan pendekatan terhadap para pedagang. Termasuk para pedagang ternak dari luar kabupaten. Agar pasar kembali hidup," kata Syaiful Bahri, Kepala Disperindag, Sumenep, Jum’at (8/3/2019)
Syaiful mengaku, selama ini melakukan berbagai upaya agar pasar hewan ternak terpadu itu bisa dimanfaatkan sebagai tempat transaksi pedagang. Namun, upaya tersebut rupanya gagal sehingga pasar tersebut tidak dioperasikan.
Saat ini sejumlah pedagang sapi melakukan transaksi di pasar Manok, sebelah utara makam pahlawan.
"Padahal, semangat awal dibangunnya pasar ternak terpadu di Bluto itu untuk memindahkan pasar hewan di Bangkal. Tapi malah sekarang membuat pasar hewan yang lokasinya tidak jauh dari Pasar Bangkal," terangnya.
Pasar hewan ternak terpadu dibangun pada 2014 dengan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar dari APBN 2014. Pada tahun berikutnya, juga digelontorkan dana Rp 200 juta dari APBD Kabupaten. Sejumlah pedagang pada 2017 sempat mengoperasikan, namun tidak lama kemudian pasar itu kembali ditinggalkan pedagang. (Ita/diens)