Oleh: Evadatus Sa’adah
MEMOonline.co.id - Sejatinya, semua manusia, terutama umat muslim mendambakan kebahagiaan hidup di dunia sekaligus akhirat. Pelbagai usaha dilakukan demi mencapai puncak kebahagiaan tersebut. Namun, pada akhirnya jamak dari mereka yang berhenti pada titik pemuasan hidup di dunia semata.
Tujuan meraih kebahagiaan ukhrawi terbengkalai lantaran gemerlapnya dunia. Silaunya pernak-pernik dunia telah mengalihkan perhatian mereka. Maka dari itu, perlu kiranya untuk selalu mendekatkan diri terhadap Tuhan untuk bisa meraih pada kebahagiaan yang sejati.
Adapun istilah yang biasa digunakan dalam tasawuf adalah murâqabah. Murâqabah itu adalah perasaan seseorang terdahadap pengawasan Tuhan.
Tujuan dari murâqabah ini adalah untuk mendekatkan diri pada Tuhan, selalu merasa diawasi oleh Tuhan, selain itu murâqabah ini adalah salah satu tahapan-tahapan untuk bisa mencapai pada tingkatan tertinggi dalam dunia tasawuf, atau bisa disebut juga dengan makrifat.
Sedangakan arti dari murâqabah itu sendiri adalah kondisi hati yang menghasilkan makrifat kepada Allah, dan kondisi itu membuahkan berbagai amal dalam tubuh, berupa tindakan ketaatan dan menahan diri dari maksiat. Murâqabah juga memiliki arti hati orang yang ikhlas seperti larut di hadapan Allah.
Pada hakikatnya murâqabah adalah meng-awas-si, Pengawasan, Sang Pengawas, dan mengarahkan perhatian kepada-Nya. Mayoritas manusia lupa terhadap pengawasan Tuhan yang sedikitpun mereka tidak bisa menghidarinya.
Seseorang bisa lalai terhadap pengawasan Tuhan dikarenakan manusia masih tertarik terhadap gemerlap dunia, sehingga mereka lupa bahwa tidak ada hal sedikitpun yang mereka kerjakan luput dari pengawasan-Nya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Alquran
Yang artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain , dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An-Nisa’:1)
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah memberitahukan kepada umat manusia bahwa Dia (Allah) akan selalu menjaga dan mengawasi setiap perilaku manusia, baik yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak dapat diketahui oleh manusia.
Perlu kiranya di zaman yang sudah semakin rusak ini untuk mengintropeksi diri, dan mendekatkan diri pada Tuhan yang telah menciptakan alam semesta dan semua isinya.
Dan salah satu cara yang paling mudah untuk selalu mengingat pada Tuhan adalah dengan bermuraqabah, dengan bermuraqabah manusia akan senatiasa bisa selalu ingat bahwa dimanapun dan bagaimapun keadaan manusia akan senatiasa di lihat oleh Tuhan. (*)
1- Maksud dari padanya menurut jumhur mufassirin ialah dari bagian tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat Bukhari dan Muslim. di samping itu ada pula yang menafsirkan dari padanya ialah dari unsur yang serupa Yakni tanah yang dari padanya Adam a.s. diciptakan.
2- Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
Catatan: Evadatus Sa’adah adalah Lulusan INSTIKA Guluk-Guluk 2018, dengan program studi Akhlak Tasawuf (S1 AT), yang sekarang ‘Eva’ sapaan akrabnya sudah tergabung di Tim Redaksi MEMOonline.co.id