MEMOonline.co.id, Pamekasan - Demi mewujudkan pemilu 2019 damai, aman dan tentram, Kepolisian Resort Polres Pamekasan menggelar Focus Group Diskusi Satgas Nusantara di Hotel Odaita Pamekasan, Rabu (27/3/2019).
Acara tersebut mengusung tema, 'Menjaga Kerukunan & Toleransi Menuju Pamekasan Damai Guna Mensukseskan Pemilu 2019'.
Acara yang dipematerii oleh Prof. Dr. H. Ali Maschan Moesa, M. Si (Pengurus PWNU Jatim) dan Dr. Saad Ibrahim, M.A (Ketua PW Muhammadiah Jatim) dihadiri oleh NU dan Muhammadiah, serta Forkopimda, PJU Polres, Kanit Binmas, MUI Kab, MUI Kec, FKUB, Tokoh Pemuda, Katar, Mitra Polri, Mahasiswa dan Organisasi Wanita.
Dalam sambutannya, Pengurus PWNU Jatim, Ali Maschan Moesa menuturkan bahwa, memang sulit menjadi seorang Presiden Republik Indonesia ini. Sebab, kata dia, terlalu banyak warga Indonesia. Sehingga, pro dan kontra pasti ada.
"Apapun bentuknya, intinya saling menjaga ukhuwah. Kalok cuma beda pendapat mengapa harus saling mencaci dan memaki," tutur Ali.
Tak hanya itu, Ali bahkan menyinggung sosok KH. Ma'ruf Amin dari nasabnya. Menurutnya, beliau termasuk salah satu keturunan dari ulama besar Syaikh Nawawi Banten. Syaikh Nawawi Banten, beliau adalah cicit dari Syaikh Banten yang ilmunya disegani oleh dunia internasional, terutama di Mekkah.
"Pemimpin itu mendengar, bukan kebanyakan ngomong. Mungkin itu sebagai pertimbangan. Intinya jangan selalu su'udzon," pungkasnya.
Sementara itu, Saad Ibrahim, Ketua PW Muhammadiah Jatim menuturkan bahwa, meski dirinya Muhammadiah, akan tetapi dirinya tetap ta'dim ke Nahdlatul Ulama' dan kepada para sesepuh.
"Meski saya Ketua PW Muhammadiah Jatim, tapi saya mengenai kultur tetap berpatokan ke Nahdlatul Ulama'," ucapnya.
Selain itu, Saad menilai sangat penting memilih pemimpin yang peduli terhadap masyarakat. Terutama kaum duafa. (Faisol/Udiens).