MEMOonline.co.id, Sumenep - Hingga awal 2019 mayoritas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep terdapat 18 dari 30 Puskesmas yang memiliki IPAL.
Kepala Dinkes Sumenep dr. A. Fatoni mengatakan salah satu kendala belum memiliki IPAL di sejumlah Puskesmas karena terkendala anggaran. Sebab, pembuatan IPAL memiliki anggaran yang cukup besar.
"Harganya mahal sekali sekitar 500 juta. Terus operasional, pakai listrik itu wattnya tinggi. Sebenarnya itu tidak betul-betul aman. Karena yang diolah itu hanya kencing, air kotoran limbah lab (laboratorium), sedangkan kalau kotoran manusia itu ya tetep di WC,” katanya.
Dikatakan, IPAL untuk rumah Puskesmas sangat dibutuhkan demi keamanan dan menjadi salah satu persyaratan sesuai ketentuan dari Pemerintah.
Sebagai alternatif, kata Fatoni Puskesmas sudah disarankan untuk membuat sumur resapan.
"Saya ketika di Puskesmas Ambunten dulu menggunakan itu (sumur resapan). Aman kok,” jelasnya.
Sementara untuk limbah kesehatan yang lain, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup. Limbah tersebut dimusnahkan di TPA Batuan, termasuk limbah kesehatan dari kepulauan.
"Kalau seperti jarum suntik itu kita bekerja sama dengab DLH. Jadi dimusnahkan menjadi devu,” tukasnya. (Ita/ Diens)