![](/img/full/?file=1556267850-25.jpg)
MEMOonline.co.id, Sampang - Beredarnya jual beli suara DPD di Kecamatan Banyuates Sampang Madura Jawa Timur, seperti yang diberitakan salah satu media Massa menuai banyak reaksi dikalangan masyarakat, jum'at (26/4/2019).
Hal ini diungkap salah satu saksi Faris Reza, saksi DPD Suhandoyo saat di hubungi awak media mengakatakan, PPK ada indikasi ada main dengan salah satu calon DPD (Ahmad Nawardi) seharga Rp. 1500 per suara.
Dimana, Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) diduga kuat memperjualbelikan surat suara ke beberapa Panitia Pemungutan Suara (PPS) setempat.
"saya hanya menandatangani empat Desa saja, selebihnya tidak tahu. Saya curiga perhitungan suara selalu diundur, ditambah lagi ada indikasi pengkondisian ke salah satu calon DPD yang didukungnya," jelasnya.
Sementara, Siti Aisyah anggota PPK Banyuates Divisi SDM saat dihubungi mengatakan, pemberitaan jual beli surat suara DPD itu tidak benar dan fitnah.
"itu fitnah mas, yang terjadi dilapangan, bahwa hal itu sudah sesuai prosedur, yaitu PPK menerima data dari PPS," jelasnya.
Aisyah menambahkan, sebenarnya. yang terjadi dari salah satu saksi ada intervensi kepada salah satu PPS, dimana tiap PPS dia minta 300 suara.
"Kita kalikan saja, di Kecamatan Banyuates ini ada 20 Desa, kalau satu Desa dia minta 300 suara, maka itu fantastis sekali yaitu 6000 suara," imbuhnya.
Lebih lanjut, Pada prinsipnya PPK itu, hanya menerima data dari PPS. Adapun,apa yang diplenokan oleh PPS itu sendiri, sudah dari hasil KPPS dibawah. Jadi tudingan tersebut, merupakan fitnah yang sangat keji sekali, jika PPK mengkondisikan PPS.
"Netral adalah keputusan yang tidak boleh diganggu gugat, yaitu harus sesuai dengan hasil dari KPPS. Karna apa yang diplenokan harus sesuai data dari bawah. Jangan karena ada ancaman dan intervensi, harus merubah surat suara,” jelasnya.
Karena merasa dirugikan, pihaknya meminta hak jawab kepada media yang telah memberitakan terkait hal tersebut.
“kami minta hak jawab kepada media yang telah memberitakan tentang seputar masalah ini, agar permasalahan yang sebenarnya clear," tutupnya. (Fathur)