Sosok Badrul Aini Awalnya Seorang Perawat, yang Ditakdirkan Menjadi Wakil Rakyat (2)

foto: Badrul Aini
1769
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Kini, Badrul tercatat sebagai salah seorang politisi yang mendapat kepercayaan dari rakyat yang diwakili untuk kali kempat di Priode 2019-2024 menduduki kursi Legislatif di Kabupaten Sumenep. Kisahnya terjun ke dunia politik hingga terpilih sebagai Wakil Rakyat cukup menarik. Sebab, latar belakang pendidikan dan profesi yang dilakoni sebelumnya justru jauh dari kehidupan politik.

Sebelum terjun ke dunia Politik, Badrul sesungguhnya tidak pernah berfikir untuk bercita-cita menjadi Anggota Legislatif. Sebagai seorang perawat saat itu yang dipikirkan tentu hanya ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat yang memerlukan pertolongan kesehatan. Tenaga dan pikirannya saat itu hanya fokus bagaimana memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat di daerahnya.

Namun, perjalanan hidup justru berkehendak lain. Atas dorongan berbagai pihak dan keinginannya untuk mengabdi serta memberi banyak manfaat pada masyarakat yang lebih luas, akhirnya Ia merubah arah dari dunia kesehatan ke dunia politik. Profesinya sebagai seorang perawat kesehatan secara ikhlas Ia lepas demi tujuan hidup yang lebih besar dan bermanfaat luas, setelah mencalonkan diri sebagai Anggota Legislatif.

Sebagai sosok yang lahir dan dibesarkan di Kepulauan, Badrul mengetahui secara persis mengenai tidak imbangnya Pembangunan antara daratan dan Kepulauan. Kebijakan Pemerintah selama ini masih kurang pro terhadap wilayah Kepulauan. Masyarakat Kepulauan menjadi kelompok yang kurang diuntungkan, padahal potensi alamnya tidak kalah dengan wilayah daratan.

Sejauh ini, Kepulauan dipandang sebelah mata. Pembangunan infrastruktur jauh tertinggal dibanding wilayah daratan. Mulai soal listrik yang tidak normal, jalan dan jembatan yang jauh dari harapan, kemudian sarana transportasi laut yang tidak memadahi. Belum lagi soal buruknya pelayanan kesehatan, pendidikan dan hak-hak dasar lainnya yang masih menjadi keluhan mengemuka bagi masyarakat Kepulauan.

”Prinsipnya orang boleh lupa daratan, tapi jangan sampai lupa Kepulauan,” ujarnya tersenyum ketika ditanya prinsip dan kunci suksesnya dalam berpolitik.

Untuk itulah,  Badrul mempunyai obsesi mewujudkan Kepulauan sebagai daerah yang maju dan mandiri. Dan untuk mewujudkan obsesinya itu tentu tidak bisa ditempuh jika masih tetap menekuni profesinya sebagai seorang tenaga kesehatan di kepulauan. ”Saya berpikir perlu masuk ke dalam sistem untuk merubah Kepulauan pada kondisi yang lebih baik,” katanya semangat.

Salah satu ikhtiyarnya untuk masuk ke dalam sistem itu, Badrul menilai perlu bergabung ke Partai Politik agar Kepulauan memiliki wakil di DPRD Kabupaten Sumenep. Sebagai salah satu unsur dari Pemerintah, Legislatif mempunyai power untuk merubaah sistem yang kurang baik menjadi yang lebih baik. Dengan power kewenangannya itu, ayah dari lima anak ini berkomitmen untuk merubah kebijakan yang kurang berpihak terhadap kepulauan.

Di gedung Parlemen, Badrul dikenal sebagai politisi yang kritis, konsisten, dan berani menyuarakan hal yang dianggap benar, namun tetap santun dan konstruktif dalam menyampaikan pendapatnya. Ia juga tidak pernah menempatkan aktivitas politiknya untuk kepentingan pribadi.

Sebab, dalam pandangannya Ia dilahirkan oleh rakyat saat berkiprah di parlemen, maka semua yang dikerjakan sudah semestinya diniatkan untuk masyarakat dan Pemerintahan yang lebih baik.  Sebagai Anggota Dewan, Badrul merasa wajib mendengarkan aspirasi rakyat, lalu menerjemahkannya dan kemudian memperjuangkannya di kursi Legislatif.

Sebagai Wakil Rakyat yang berasal dari Dapil Kepulauan, Badrul selalu prihatin dengan sejumlah persoalan yang dialami warga Kepulauan. Ia menilai masyarakat Kepulauan belum diperlakukan secara adil. Sehingga tidak heran, jika Warga Kepulauan menginginkan daerahnya menjadi otonom dengan terbentuknya Kabupaten Kepulauan.

Menurutnya, keinginan Warga Kepulauan untuk menjadi daerah yang otonom dari Kabupaten Sumenep yang sampai saat ini, masih mengemuka tidak lepas dari adanya rasa ketidak adilan. Masyarakat Kepulauan merasa jika didiskriminasikan dibanding daratan.

”Intinya adalah keadilan bagi Kepulauan. Kalau hak-hak dasarnya itu terpenuhi dengan dan kebutuhan akan pelayanan dapat terpenuhi dengan bagus, saya yakin keinginan untuk menjadi Kabupaten sendiri tidak akan ada,” ujar Direktul Badrul Aini Foundation (BAF) ini. (*)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilkada 2024 yang diajukan pasangan calon (Paslon) 01, Ali Fikri -...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dugaan tambang pasir illegal di Kabupaten Lumajang kembali mencuat. Masyarakat meminta, aparat penegak hukum menindak...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Optimalisasi penunjang sarana dan prasarana sektor pertanian terus dilakukan di lingkup desa di Kabupaten Lumajang Jawa...

MEMOonline.co.id, Sampang- H inisial, pelaku pembunuhan terhadap inisial Y beberapa waktu lalu di desa Bapelle, kecamatan Robatal, kabupaten Sampang,...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Polisi terus mendalami motif pembunuhan di Jalan Raya Klakah Desa Mlawang tepat di seberang jalan SPBU Klakah Minggu dini...

Komentar