MEMOonline.co.id, Jember - Sungguh teriris rasanya hati, bila melihat kondisi Bu Siti (80), yang hidup sebatang kara dan tinggal dirumah tak layak huni, di Dusun Plalangan RT/RW 002/001. Desa Plalangan, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Pasalnya, meski kondisinya jauh berada dibawah garis kemiskinan, namun tak sedikitpun dilirik oleh pemerintah setempat.
Alhasil, wanita paruh baya ini berjuang sekuat tenaga, demi mempertahankan hidupnya, yang boleh dibilang sudah tidak lama lagi
Reporter moonline.co.id. yang datang langsung dan melakukan liputan khusus ke rumah Ibu Siti, sempat berurai air mata melihat kondisi rumah wanita renta ini, yang jauh dari kata layak huni.
Namun begitu, Bu Siti tetap sabar menjalani hari-harinya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
"Saya memang tinggal seorang diri, tanpa suami dan anak," kata Bu Siti, Sabtu (4/5/2019).
Bahkan menurutnya, tantangan terberat dalam hidupnya adalah saat akan memasak, khususnya saat musim penghujan.
Sebab dirinya harus berjuang keras mencari kayu bakar, di kebun milik tetangganya.
"Tantangan terberat bagi saya adalah saat musim penghujan, karena harus berjuang keras mencari kayu bakar kering untuk memasak. Maklum saya tidak dapat bantuan Lpg, meski pemerintah gencar mengucurkan bantuan itu," terangnya sedih.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap ada kepedulian dari pemerintah Jember, terkait kondisi saat ini.
Apalagi, rumah yang ia tempati saat ini bisa dipatikan bocor kalau hujan turun.
Saat ditanya bantuan pemerintah yang pernah diterima sejak Bupati dan Wakil Bupati Jember Faida-Muqiet Arif menjabat, Bu Siti mengaku hanya sekali mendapat bantuan beras untuk orang miskin (raskin).
"Seumur hidup ibu, hanya 1x dapet bantuan beras Bulog nak, itu sudah beberapa taun lalu," jelasnya, seraya menitikkan air mata.
Sementara Pak Lut, Ketua RT/RW tempat Bu Siti tinggal, mengaku sudah melengkapi persyaratan Bu Siti, untuk memperoleh bantuan sebagaimana yang diminta oleh Kantot Desa Plalangan, seperti KK/KTP.
"Hanya didata terus tapi tidak ada bukti nyata," terangnya.
Padahal menurutnya, Bupati dan wakil Bupati jember Faida-Muqiet Arif, berjanji akan memenuhi 22 Program pada saat kampanye.
"Pemerintah jangan hanya duduk diam di kursi empuk. Sakali-kali turun dan melihat langsung ke masyarakat, biar tahu kondisi rakyatnya," katanya dengan nada geram.
Namun begitu, P. lut sebagai ketua RT/RW, tetap berbaik sangka pada Bupati dan Wakil Bupai Jember.
Menurutnya, tidak turunnya Bupati dan Wakil Bupati Jember ke masyarakat, ada kemingkinan beliaunya sibuk, sehingga belum punya waktu untuk turun ke masyarakat. (Inul/diens)