Pemprov Sulsel Diminta Turun Tangan Atasi Kekurangan RKB di SMPN 30 Makassar

Foto: kegiatan belajar mengajar di smp negeri 30 makassar
804
ad

MEMOonline.co.id, Makassar --  Keterbatasan ruang kelas, yang terjadi SMP Negeri 30 Makassar, Sulawesi-Selatan, memaksa ratusan siswa yang menimba ilmu di sekilah tersebut, mengikuti proses belajar mengajar (PBM) sejak dari pagi, sampai malam hari.

Persoalan inipun, kontan menjadi sorotan, dan perhatian, dari salah seorang, unsur perwakilan, Alumni dari sekolah menengah pertama (SMP), yang terletak, di Kilometer 11, ruas Jln. Perintis Kemerdekaan, Bumi Tamalanrea Permai, tersebut.

Salah seorang unsur perwakilan alumni SMPN 30, angkatan 1996/1998, Fadly Syarif, S.I.KOM, secara tegas menyampaikan jika persoalan kekurangan ruang kelas baru di lingkungan SMPN 30 Makassar, sangat mengganggu proses belajar mengajar.

Apalagi, masalah tersebut sudah terjadi belasan tahun silam, dan menjadi pemicu utama terhambatnyaproses belajar,mengajar.

"Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung sejak pagi, sampai malam hari, tidak bisa dibiarkan terus berlangsung. Ini berbahaya," kata fadli syarif, Minggu (3/11/2019).

Hal ini kata dia, sangat tidak efektif, dan secara otomatis, menguras tenaga, energi, serta pemikiran para tenaga pengajar yang harus memaksakan diri, untuk berinteraksi, menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, sejak dari pagi, sampai malam hari.

“Sebagai alumni, SMPN 30 Makassar, saya menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam dan untuk itu, saya sangat berharap, agar persoalan ini, bisa segera disikapi secara serius oleh instansi yang berkompoten,," terangnya. 

Oleh sebab itu, pihaknya sangat berharap, agar proses belajar mengajar  di lingkungan SMPN 30 Makassar, dapat berjalan normal dan efektif, tanpa harus membuat lelah, siswa, maupun unsur tenaga pengajar.

"Selaku seorang alumni, saya hanya mampu  menitipkan harapan kepada  jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi-Selatan, terutama institusi, Dinas Pendidikan untuk dapat segera mengambil sikap, dan memikirkan jalan keluar, penyelesaian, persoalan kekurangan ruang kelas, di lingkungan SMPN 30,” pintanya.

Titipan harapan serupa disampaikan, kepada jajaran Dinas Pendidikan Kota Makassar, selaku instansi berkompoten untuk dapat mencurahkan dan memberikan perhatian extra terhadap upaya penambahan ruang kelas baru untuk SMPN 30’.

“Atas nama jajaran alumni SMPN 30, saya berharap, kiranya, jajaran dinas pendidikan provinsi, bersama dinas pendidikan kota Makassar dapat memanfaatkan moment penyusunan dan pembahasan rancangan anggaran pembangunan dan belanja daerah (RAPBD) TA. 2020, untuk memperjuangkan upaya penambahan kebutuhan ruang kelas baru SMPN 30, melalui rangkaian pengalokasian pos anggaran dana alokasi khusus (DAK).

“Hal ini tentu saja, sangat kita harapkan, akan dapat menunjang, dan mendukung optimalisasi proses belajar mengajar (PBM) yang lebih efektif, dan efisien di lingkungan SMPN 30””. 

“Bbantuan kerjasama dari seluruh pihak berkompoten, sangat kami harapkan untuk dapat ‘menggolkan’ pengalokasian anggaran, kegiatan pembangunan ruang perpustakaan baru yang lebih refresentatif dan memadai untuk siswa SMPN 30”. 

“lebih jauh kami berharap, pemerintah provinsi, melalui instansi tekhnis dinas pendidikan, berkenan mengalokasikan anggaran rehabilitasi bangunan perumahan bujang sekolah yang kondisinya sangat miris dan memprihatinkan”.

“Kondisi serupa, terlihat,  mewarnai, salah satu bangunan kantin bakso, berkonstruksi, dinding seng, dan papan seadanya. Hingga kelihatan, sangat tidak refresentatif, tidak sehat, dan jauh dari standar layak”.

“Oleh karenanya, kami berharap sekali lagi, agar pemerintah provinsi melalui institusi dinas pendidikan dan kebudayaan, berkenan ‘melirik’ dan segera menuntaskan persoalan keterbelakangan sarana-prasarana, di lingkungan SMPN 30 Makassar”.

“Harapan yang sama kami tititpkan kepada jajaran Pemkot Makassar bersama anggota DPRD kota, agar sekiranya, berkenan, menyisipkan sebahagian dana alokasi khusus pendidikan, tahun 2020, untuk menutupi kebutuhan anggaran peningkatan sarana-prasarana di lingkungan SMPN 30”. 

Andai  bisa terkabul, kami berharap, pos anggaran dana alokasi khusus dimaksud,  bisa segera diplot,  melalui proses pembahasan dan penyusunan rancangan anggaran pembangunan dan belanja daerah (RAPBD) tahun 2020.

Sejalan dengan hal tersebut, secara khusus, kami  menitipkan harapan, kepada Gubernur Sulsel, Dr. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr, bersama segenap unsur pimpinan, dan anggota DPRD Provinsi Sulsel, serta, jajaran, Bappelit Bangda provinsi, selaku penyusun, dan perumus anggaran di tingkat eksekutif untuk dapat membantu upaya percepatan ‘eksekusi’ pengalokasian anggaran untuk kegiatan penambahan ruang kelas baru, rehabilitasi perumahan bujang sekolah, dan pembangunan ruang perpustakaan baru SMPN 30.    

Sekedar pertimbangan, bahwa hal ini kami utarakan, usai mengamati proses belajar mengajar (PBM), di lingkungan SMPN 30 Makassar, yang tak jarang, membuat raut wajah peserta didik menjadi lesu, lelah, dan bahkan mulai terkesan jenuh mengikuti proses belajar mengajar yang nyaris, tidak lagi proporsional.  (Red/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) DPC Kabupaten Lumajang, menerima data RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok)...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilkada 2024 yang diajukan pasangan calon (Paslon) 01, Ali Fikri -...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dugaan tambang pasir illegal di Kabupaten Lumajang kembali mencuat. Masyarakat meminta, aparat penegak hukum menindak...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Optimalisasi penunjang sarana dan prasarana sektor pertanian terus dilakukan di lingkup desa di Kabupaten Lumajang Jawa...

MEMOonline.co.id, Sampang- H inisial, pelaku pembunuhan terhadap inisial Y beberapa waktu lalu di desa Bapelle, kecamatan Robatal, kabupaten Sampang,...

Komentar