![](/img/full/?file=uNewsIMG-145dcd0a9351d26_1573718675.jpg)
MEMOonline.co.id, Sumenep - Meski Program Visit di Kabupaten, Sumenep, Madura, Jawa Timur secara resmi diluncurkan Pemerintah setempat tahun 2018 lalu, namun program tersebut belum menampakkan keberhasilannya, khusunya dalam meningkatkan daya tarik wisatawan, untuk berkunjung di sejumlah tempat wisata yang ada di kabupaten paling timur di pulau Madura.
Bahkan tahun 2019, target kunjungan wisatawan terancam meleset dari target yang ditetapkan. Tahun 2019 ini Pemerintah Daerah menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 1.498.000. Namun, target tersebut sulit tercapai mengingat sisa waktu hingga akhir tahun sudah tinggal 1,5 bulan.
Catatan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, jumlah kunjungan mulai Januari hingga September 2019 baru 840.905 wisatawan. Perinciannya, 839.398 orang meruapkan wisatawan mancanegara (Wisman) dan 1.507 orang wisatawan nusantara (Wisnus).
Anggota DPRD Sumenep dari Fraksi Demokrat H. Masdawi mengatakan, salah satu faktor minimnya jumlah pengunjung disebabkan pengelolaan destinasi wisata yang cenderung stagnan. Sehingga wisatawan merasa jenuh saat berwisata dan tidak berminat untuk kembali lagi.
Selain itu kata dia, Pemerintah Daerah perlu melakukan kerjasama dengan pelaku wisata, seperti pengusaha yang bergerak dibidang perhotelan, rumah makan, dan juga Pokdarwis serta masyarakat dilingkungan destinasi wisata.
"Bagaimana bisa jalan program Visit ini, kalau itu hanya menjadi pesta birokrasi," katanya.
Selain itu kata dia minimnya wisatawan karena efek penempatan di struktur organisasi pemerintah daerah (OPD). Hasil amatannya, di internal Disparbudpora Sumenep masih belum ada yang ahli dibidang pariwisata.
"Akhirnya stagnan seperti ini, karena sudah tidak berkesinambungan. Visit bisa jalan, jika ada kegiatan penunjang di dekat tempat wisata itu," jelasnya.
Oleh karenanya lanjut pria mantan ketua Pokdarwis itu Pemerintah Daerah untuk segera mengevaluasi diri, termasuk tim Visit Sumenep. "Jika sudah tidak mampu, lebih baik dikerjasamakan saja dengan pihak ketiga, jangan dipertankan. Apalagi berkaitan dengan pendapatan, kalau merugi ya tinggalkan saja dan serahkan pada ahlinya," tegasnya.
Sementara Kabid Pariwisata Disparbudpora Sumenep, Imam Buchori mengakui jumlah kunjungan wisata belum mencapai target.
"Tetapi, kami tetap optimis hingga akhir tahun nanti target tersebut bisa tercapai. Sebab, tahun 2019 masih menyisakan dua bulan lagi, dan akhir tahun biasanya menjadi puncak kunjungan," katanya kepada media.
Selain itu jumlah wisatawan belum sesuai espektasi karena destinasi wisata yang berkembang dan menarik di Sumenep sangat banyak. Apalagi ebagian belum melaporkan jumlah kunjungan.
"Seperti wisata religi contohnya, ini setiap tahunnya selalu dominan karena tidak terpengaruh momen atau peristiwa. Dari inilah kita optimis pasti mencapai dan bahkan melebihi target kunjungan tersebut," ungkapnya. (Ita/diens)