![](/img/full/?file=uNewsIMG-135de1155d8d783_1575032157.jpg)
MEMOonline.co.id.Malang - Kepala seksi bimbingan masyarakat islam kementerian agama kota malang, Drs.H. Moh. Rosyad, M Si., mengadakan kegiatan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Bagi Remaja Usia Nikah, Kamis (28/11/2019).
Acara yang dikemas dalam bentuk "Ngopi Bareng Mahasiswa", diikuti oleh Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Kota Malang, yang di helat di rumah makan Flawingo.
Selaku penyelenggara, Moh. Rosyad mengatakan, bahwa kegiatan tersebut terinisiasi karena viralnya sertifikasi perkawinan di media sosial dan terjadinya silang pendapat di kalangan masyarakat akan kewajibannya sertifikasi perkawinan bagi calon penganten, yang diwacanakan akan diterapkan mulai tahun 2020.
Kewajiban sertifikasi perkawinan itu sesungguhnya merupakan program besar dan ide cemerlang pemerintah dalam memfasilitasi dan mempersiapkan terwujudnya ketahanan keluarga dan tercapainya tujuan perkawinan, yaitu kebahagiaan hidup dalam berumah tangga, jelas Moh. Rosyad.
Lebih lanjut Moh. Rosyad menjelaskan bahwa ikatan perkawinan nerupakan sesuatu yang sakral, agung dan monumental bagi setiap pasangan hidup, karena perkawinan bukan sekedar memenuhi kebutuhan libido biologis atau untuk melanjutkan keturunan saja, akan tetapi perkawinan merupakan ikatan suci yang mempunyai makna profan-transendental, melekat dengan nilai keduniaan dan norma ketuhanan.
Bermakna profan, karena akan menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dan berefek relaksasi, mengurangi ketegangan dan kecemasan bagi yang melakukan, sekaligus akan mendapatkan pahala, bila dilakukan dengan benar dan sesuai dengan tuntunan Agama.
Kenikmatan dan kebahagiaan berumah tangga tersebut akan hampa bila ikatan perkawinan putus di tengah jalan, karena tujuan dilakukanya pernikahan tidak dapat tercapai, dalam bahasa agama perceraian bisa menggoncangkan Arsy, perceraian itu halal, atau diperbolehkan akan tetapi dibenci oleh Allah SWT. Perceraian hanya diperbolehkan bila sudah tidak ada cara dan jalan lagi untuk kebahagiaan dan kemaslahatan hidup berumah tangga.
Karena itu, usaha untuk memperkecil perceraian harus selalu diupayakan, walaupun setiap calon mempelai saat menikah berjanji untuk saling membahagiakan, karena cela dan potensi terjadinya badai di tengah jalan selalu dimungkinkan.
Upaya-upaya tersebut juga sudah dilakukan oleh para leluhur pendahulu kita. Sejarah mencatat bagaimana para leluhur kita dalam mempersiapkan keharmonisan dan ketahanan Keluarga, agar kebahagiaan hidup berumah tangga dapat tercapai dengan cara mengamati, menyeleksi calon pasangan melalui fase-fase yang harus dilalui, seperti Madik-madik (mengamati) calon pasangan hidup tentang bibit (anak keturunan siapa, bobot (kwalitas mental-spiritual, emosi dan kesiapan calon manten) dan bebet (kebiasaan dan prilaku orang tuanya), karena akan mempengaruhi kebahagiaan keluarga dab akan mempengaruhi anak-anak yang akan dilahirkan.
Selain itu para leluhur kita dalam mempersiapkan kebahagiaan hidup berumah tangga, juga melakukan usaha spiritual, dengan memperhitungkan perhitungan weton yang pas, yaitu perhitungan hati khas jawa, yang dikombinasikan dengan pasaran, yang dikenal dengan istilah Neptu (nilai) dari hari, pasaran, bulan dan tahun.
Dengan perhitungan itu, akan menghasilkan jumlah nilai tertentu, yang dapat diramalkan, apakah pasangan itu tepat untuk saling berjodoh apa tidak.
Menurut Moh. Rosyad, hal itu semua dilakukan oleh para leluhur masyarakat jawa untuk menfasilitasi dan mempersiapkan kebahagiaan hidup berumah tangga anak cucunya. Yang di era Melinial ini, sesuai dengan tuntunan zaman, pemerintah mempunyai kewajiban untuk mewujudkan ketahanan keluarga dan tercapainya tujuan berumah tangga, karena keharmonisan keluarga, akan mempengaruhi ketertiban masyarakat, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kestabilan negara.
Untuk itu, pemerintah mempunyai gagasan besar dan ide yang berlian, dalam memfasilitasi akan terwujudnya ketahanan keluarga, melalui Bimbingan Perkawinan.
Kegiatan Ngopi Bareng Mahasiswa dan Bimbingan Pra Nikah ini mendapat respon yang sangat positif dari kalangan Mahasiswa. (Dahlan/diens)