![](/img/full/?file=uNewsIMG-115e1d6aadac4f1_1578986157.jpg)
MEMOonline.co.id, Lumajang - Sebanyak 774 orang, warga Lumajang Jawa Timur, tercatat oleh Dinas Kesehatan setempat sebagai penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Jumlah tersebut, tercatat pada masa sepanjang tahun 2019 kemarin. Terbilang fluktuatif, naik turun dari waktu ke waktu. Hingga 2019, merupakan jumlah tertinggi terhitung sejak 5 tahun terakhir.
Kata dr. Bayu Wibowo Ignasius Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, pada tahun 2015 penderita HIV di Lumajang tercatat sebanyak 199 orang, selanjutnya di tahun 2016 turun menjadi 128 orang, lalu naik di tahun 2017 menjadi 444 orang, turun lagi pada tahun 2018 pada angka 380 orang hingga di tahun 2019, mencapai angka menjadi fantastis yakni sebanyak 774 orang.
"Bahkan ada kemungkinan jumlahnya bisa lebih dari itu. Karena itu belum termasuk penderita yang tidak periksa,” kata dia, Senin (13/1/2020).
Masih kata dr. Bayu, data tersebut berdasarkan pada laporan yang dikirim oleh puskesmas, rumah sakit, maupun dokter pribadi.
dr. Bayu juga menerangkan, jika ada beberapa penyebab penyakit berbahaya ini sehingga menular. Diantaranya seks bebas, penggunaan jarum suntik yang tidak benar, dan penularan dari ibu ke anak.
Selain itu ia menyebut, di Lumajang penularan HIV cenderung melalui seks yang tidak aman dan tidak sehat.
"Untuk penularan dari ibu ke anak sudah diantisipasi saat ibu hamil. Setiap orang hamil dicek apakah terjangkit HIV/AIDS. Jika positif, maka akan terus didampingi hingga proses kelahiran agar anaknya tidak tertular. Kalau postif, proses kelahiran harus melalui operasi caesar,” tukas dia.
Selama ini, pihaknya telah menangani para penderita HIV/AIDS di Lumajang secara gratis. Dengan diberi obat secara rutin, agar daya tahan tubuhnya lebih kuat dan virus dalam tubuhnya tidak berkembang.
Selain itu, edukasi ke sekolah - sekolah terkait bahaya seks tidak sehat, terkait penyakit kelamin, juga ia gencarkan sebagai upaya pencegahan. (Hermanto)