Tak Lagi Diminati Penerusnya, Sejumlah Lahan Pertanian di Sumenep Kosong

Foto: Zaenuri, ketua paguyuban pemerhati kelompok tani (P2KT) Sumenep
1017
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep – Banyaknya lahan pertanian di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang mulai dibiarkan tanpa produksi lantaran penerusnya memilih bekerja di kantoran/perusahaan membuat keprihatinan tersendiri bagi masyarakat, khususnya masyarakat petani.

Apalagi sampai saat ini, belum ada reaksi khusus dari pemerintah, terkait upaya pengenalan pendidikan pertanian, khususnya kepada generasi penerus mulai masih anak-anak.

Sehingga, generasi penerus petani memilih memilih mengembangkan ilmu perkantoran ataupun ilmu lainnya, ketimbang mengasah ilmu pengembangan/kemampuan bercocok tanam.

Akibatnya, banyak lahan pertanian yang dibiarkan kosong tanpa produksi, lantaran penerusnya memilih bekerja sebagai buruh di perushaan/kantor.

Padahal luas lahan yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sangat luas dan potensial untuk berbagai jenis tanaman. Namun, karena sejak beberapa waktu lalu minat pemuda mengelola lahan pertanian cukup rendah, lahan tersebut kosong dan tak menghasilkan apa-apa.

"Amatan kami, pemuda lebih condong jadi buruh kepada perusahaan dibandingkan memanfaatkan lahan pertanian. Sehingga banyak lahan produktif saat ini yang kosong," kata Zaenuri, ketua paguyuban pemerhati kelompok tani (P2KT) Sumenep, Jum'at (16/2/2018).

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan dalam perkembangannya selama 10 tahun, Sekolah Pertanian Kata Zaenuri pengembangan dunia wirausaha melalui pendidikan ke sekolah-sekolah perlu diupayakan agar anak-anak muda nantinya dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

"Kami berharap pertanian kedepan bisa berkontribusi dalam menghasilkan pengusaha muda bisa terus membantu roda perekonomian di Indonesia pada umumnya," jelas Zaenuri.

Dirinya saat ini telah melakukan trobosan dan pendekatan ke duania pendidikan. Salah satunya dengan Dinas Pendidikan Sumenep. Harapannya materi pertanian bisa dijadikan bahan ajar muatan lokal kedepan.

"Kalau di Dinas Pendidikan sudah selesai, mereka siap. Tapi yang belum ada komonikasi dari Dinas Pertanian sendiri," jelasnya.

Selain dijadikan sebagai muatan lokal, lanjit Zaenuri, nantinya anak didik bisa dikembangkan lebih lanjut melalui kompetisi menulis tentang pengembangan wirausaha bagi para jurnalis dan masyarakat umum.

Selama ini, pendidikan pertanian di Sumenep hanya dikenalkan sejak perguruan tinggi. Sementara di pendidikan dasar nyaris tidak ada materi yang bersentuhan langsung dunia pertanian.

Sementara potensi alam yang dimiliki sangat melimpah. Tanah di wilayan Sumenep hampir cocok ditanami semua jenis holtikultura, seperti jagung, padi, bawang, kacang-kacangan dan yang lain.

"Kami harap melalui pendidikan pertanian ini mampu pergerakan roda ekonomi Indonesia bisa terus berjalan dengan baik dengan munculnya orang-orang yang siap bersaing di pertanian," tegasnya. (Ita/diens)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Seorang warga Desa Gapura, Kecamatan Gapura, Kabupaten Sumenep, bernama Andi, menjadi korban tuduhan palsu yang berujung...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Seorang warga Sumenep, Taufikurahman, diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi bersama lima orang...

MEMOonline.co.id, Lumajang- H. Biarsum, tokoh masyarakat asal Desa Mlawang Kecamatan Klakah Lumajang, memantapkan pilihannya pada pasangan...

MEMOonline.co.id, Jember- Lakalantas terjadi di perlintasan kereta api mobil bernopol N 1527 DM warna putih yang ditumpangi bersama penumpang lainnya...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumenep sukses menggelar sosialisasi Pilkada Serentak 2024 dengan menggandeng Komisi...

Komentar