BLT-DD 'Disunat' Kadus, Warga Desa Lembengan Jember Luruk Balai Desa

Foto: Musyawarah Desa Lembengan Kecamatan Ledokombo.
2435
ad

MEMOonline.co.id, Jember - Didampingi sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan sejumlah jurnalis, sejumlah warga Desa Lembengan, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur mendatangi balai desa setempat, Senin (22/06).

Kedatangan mereka, mengadukan tindakan tidak terpuji tiga orang kepala dusun (Kadus) di desa itu. Tindakan tersebut, yakni dugaan adanya pungli yang dilakukan oknum kadus terkait bantuan dampak pandemi Covid-19, yakni Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).

Selain itu, bantuan yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2020 itu, disebut warga juga tidak tepat sasaran. Selain itu, juga diduga ada kesalahan administrasi dalam pendataan warga terdampak.

"Kami ke bakai desa ini karena kami menduga terjadi kesalahan secara administrasi dalam pengambilan data penerima BLT di desa kami ini," kata Harijo saat diskusi dengan Kepala Desa Lembengan, Mohamad Soefijandi.

Saat itu, kata Harijo dirinya memang mendengar adanya rencana Musdes Khusus yang akan dilakukan. Sehingga hak itu dijadikan kesempatan mereka untuk menyampaikan keluhan dan aspirasinya secara langsung pada pemerintah desa.

Harijo menuturkan, semua warga mengetahui, setiap penerima BLT-DD ini, menerima bantuan senilai Rp 600 ribu. Namun, saat pendataan, tiga oknim kasun berinisial MM, B, dan W meminta uang pada calon penerima sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu.

Bahkan, kata dia, tiga oknum kasun itu sudah dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Jember. Kendati secara kemanusiaan memaafkan, namun dia menyebut proses hukum akan tetap berlanjut.

Ia meminta, bansos itu harus transparan dan bebas dari pungutan liar atau pungli. "Oknum tersebut harus dapat sanksi, kalau perlu keluarkan dari Pemdes," pintanya.

Sementara itu, Kades Lembengan mengaku tidak tau dengan apa yang dilakukan bawahannya tersebut. Kata dia, selama ini dirinya sakit sehingga tidak banyak mengetahui tentang persoalan yang terjadi.

"Jika itu yang terjadi dimasyarakat saya tidak tahu, kalau di masyarakat masih ada penarikan uang, pungli dan ada penyelewengan," katanya menjawab diskusi warga.

Ia mengatakan, Musdes Khusus yang direncanakan itu gagal dilaksanakan dan akan ditunda hingga besok, Selasa (23/06). Kata dia, tiga oknum kasun yang diduga melakukan pungli itu juga akan dihadirkan.

"Untuk Musdes Khusus yang rencananya hari ini kita tunda dulu, besok saya hadirkan semuanya, termasuk tiga oknum Kasun tersebut," katanya lagi. (Inul)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- Batik Lumajang On The Stage (Balos) telah menjadi salah satu event andalan pada rangkaian Hari Jadi Lumajang. Acara yang...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Sumenep menggelar Rapat Kerja (Raker) di Kota Batu, Malang, pada 21-22...

MEMOonline.co.id, Bekasi- Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong (Disnav) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pada 16-17 Desember 2024 di Bekasi,...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Warga Desa Pamolokan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, dikejutkan oleh penemuan seorang bayi laki-laki di depan Masjid...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Polres Sumenep, Madura, Jawa Timur, menggelar Latihan Pra Operasi Lilin Semeru 2024 pada Rabu (18/12/2024) di aula Polres...

Komentar