MEMOonline.co.id, Bekasi-Cikarang Pusat - Tiga tahun lalu, Kabupaten Bekasi mulai membangun infrastruktur Fiber Optik (FO) di wilayahnya. Pembangunan FO tersebut sebagai terobosan baru untuk memperlancar pengiriman data, suara, dan video, baik untuk kebutuhan pemerintah maupun pihak swasta.
Saat ini fiber optik milik Pemerintah Kabupaten Bekasi menjadi percontohan nasional. Karena Kabupaten Bekasi adalah salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai infrastruktur FO secara mandiri.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Bekasi Rohim Sutisna,menjelaskan bahwa keberadaan infrastruktur fiber optik di Kabupaten Bekasi, menjadi kebanggaan Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Karena kami yang pertama di Jawa Barat yang mempunyai jaringan tersendiri, dan bahkan sekarang telah menjadi percontohan nasional.
Fiber Optik atau serat optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer. Cahaya yang ada di dalam serat optik tidak keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
“Kabel fiber optik biasanya banyak digunakan para penyedia layanan internet (ISP) untuk terhubung ke backbone NAP (Network Access Provider),”ucap Rohim.
Rohim melanjutkan, bahwa Fiber Optik ini berfungsi mengarahkan gelombang cahaya dalam satu arah lewat proses terjadinya pembiasan cahaya. Kabel fiber optik akan mengirimkan gelombang cahaya dari satu titik ke titik yang lain dengan menangkap cahaya dalam kabel dan memantulkannya kembali ke dalam setiap kali mencoba untuk melarikan diri.
Hal ini membuat kabel fiber optik seperti sebuah prisma di mana gelombang cahaya tidak akan bisa melarikan diri.
Dan satu-satunya tempat gelombang cahaya untuk pergi adalah pada ujung kabel fiber optik tersebut.
Manfaat dari adanya jaringan fiber optik ini, dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui teknologi informasi sehingga akan membuat pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien.
“Dengan begitu, kehadiran FO akan lebih mempercepat pelayanan kepada masyarakat,”tambah Rohim.
Selain untuk kepentingan pemerintah, terang Rohim,keberadaan FO dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bekasi. Karena jaringan fiber optik bisa digunakan oleh pihak swasta dengan cara menyewa kepada Pemerintah.
“Karena itu, jaringan FO tersebut memang tidak hanya digunakan untuk pemerintah Kabupaten Bekasi saja, pihak swasta bisa menyewanya. Ibarat jalan tol, orang yang mau lewat bayar. Nah, uangnya masuk ke kas daerah dan menjadi pendapatan tersendiri,”jelasnya.
Rohim meneruskan, saat ini infrastruktur Fiber Optik sudah terbangun di 23 kecamatan se-Kabupaten Bekasi dan 115 sekolah. Panjang kabel infrastruktur FO yang sudah kami bangun mencapai 560 kilometer yang pembangunannya dimulai sejak 2015 lalu dengan anggaran sudah mencapai Rp.90 miliar.
Memang masih belum terkoneksi semuanya, jelas Rohim ketika ditanya apa sudah terkoneksi semua, pertama karena keterbatasan anggaran dan pembangunan infrastrukturnya juga dilakukan bertahap hingga 2019 mendatang.
“Kami masih kurang 300 kilometer kabel lagi yang dibutuhkan untuk menghubungkan ke 182 desa dan 5 kelurahan, walaupun sebagian wilayah perdesaan sudah terkoneksi jaringan ini,” bebernya.
Ketika ditanya apa manfaat khususnya untuk Kabupaten Bekasi, Rohim menjawab, bahwa selain terobosan baru untuk memperlancar pengiriman data, suara, dan video, baik untuk kebutuhan pemerintah maupun pihak swasta, dengan mempunyai infrastruktur sendiri, Pemda bisa menghemat pengeluaran APBD. Sebagai misal, di Pemkot Surabaya. Pemerintah di sana setiap tahun menganggarkan dana kurang lebih sebesar Rp.40 miliar untuk teknologi informatika (TI). Yang mana anggaran itu dibutuhkan untuk monitoring layanan masyarakat maupun kinerja pemerintah.
Rohim berharap dengan kehadiran FO akan menjadi fondasi dalam tatanan informasi pemerintahan sehingga Kabupaten Bekasi akan lebih mandiri. Kalau mandiri kita bebas, dengan bebas kita bisa menjaga keamanan dan ketahanan informasi, terus memberikan layanan publik bagi seluruh SKPD, Kecamatan, dan Kelurahan.
“Selama ini kami merupakan salah satu dinas yang tidak menghasilkan PAD. Dengan pemasangan jaringan Fiber Optik ini, diperkirakan dinas kami akan menghasilkan PAD,”tutupnya. (Bam/ Diens)