MEMOonline.co.id, Sumenep - Menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) serentak pada 9 Desember mendatang, situasi dinamika politik di Kabupaten Sumenep kian memanas.
Kondisi ini diperparah dengan munculnya surat rekomendasi dewan pimpinan pusat (DPP) Partai Hanura yang tidak jatuh terhadap Ketua DPC nya, yakni Nyai Hj. Dewi Kholifah.
Terlebih lagi, perempuan yang biasa dipanggil Nyai Eva ini merupakan calon wakil bupati (Cawabup) yang dipasangkan dengan calon bupati (Cabup) Achmad Fauzi dari PDI- Perjuangan.
Dimana, pasangan ini baru mendapat dukungan dari PDIP dan Partai Amanat Nasional (PAN) saja, yang notabene di dewan mendapatkan 5 kursi dan PAN 6 kursi, total 11 kursi di parlemen.
Disisi lain, yakni Fatah Jasin semakin berada diatas angin. Pasalnya, surat rekomendasi DPP partai Hanura justru jatuh kepada KH. Ali Fikri Waris yang menjadi Cawabupnya.
Ditambah lagi dengan rekom dari Partai PKB, Demokrat serta Hanura dengan total 20 kursi Parlemen. Paslon ini kian mantap untuk terus maju di Pilkada.
Kendati demikian, harapan menambah kekuatan dari kedua Paslon yang akan bertarung di Pilbub Sumenep ini terbuka lebar. sebab, masih ada sejumlah partai yang memiliki kursi di parlemen belum merapat di pihak manapun.
Diantaranya, partai yang belum menentukan pilihannya adalah Partai NasDem 3 kursi, PKS 2 kursi, PPP 7 kursi, PBB 1 kursi serta partai Gerindra 6 kursi.
Dengan demikian, hingga saat ini masih menyisakan 19 kursi di parlemen. Artinya, masih ada kemungkinan-kemungkinan yang akan berubah seiring berjalannya waktu hingga Desember mendatang.
Uniknya, disituasi politik yang kian memanas ini, banyak pihak menunggu pernyataan dari fraksi PAN, apakah PAN akan meminta jatah Cawabup pada PDIP mengingat HJ Eva oleh partainya saja tidak mendapatkan rekomendasi.
Akibat dari memasnya situasi politik, beberapa pengurus partai di Sumenep enggan berkomentar ketika dimintai keterangan terkait lepasnya rekom Hanura.
Akis Jazuli misalnya, Ketua Fraksi Nasdem, Hanura, Sejahtera, mengatakan, pihaknya tidak ingin menyiram minyak ke dalam api yang sedang menyala.
"Tidak etis apabila mengomentari dapur orang lain," katanya. Minggu (19/7/20) kemarin.
Namun, lanjut Akis, kontestasi politik akan berubah 100 persen apabila sebelum penetapan calon tiba-tiba PAN minta jatah Wabup ke PDIP.
"Itu akan memusingkan Fauzi maupun Nyai Eva, karena desas-desus tentang ini sudah mulai terdengar di gedung dewan”, pungkas Akis memutus pembicaraan. (Zain).