Politisi PDIP Sebut Tokoh Yang Menghimbau Jangan Memilih Pemimpin Dari Partai Merah 'Krisis Literasi'

Foto: Darul Hasyim Fath saat menjadi pemateri diskusi RTS
885
ad

MEMOonline.co.id, Sumenep - Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada), situasi politik di Kabupaten Sumenep kian memanas. 

Pasalnya, kedua kubu pengusung dan pendukung dari bakal calon Bupati sama-sama ngotot memenangkan kontestasi pemilu.

Tidak heran, apabila ada celotehan yang lahir keresahan-kerasahan masyarakat yang dinilai merugikan elektabilitas bakal calon Bupati membuat politisi pendukungnya naik pitam.

Terlebih lagi, himbauan itu lahir dari tokoh-tokoh yang dipandang memiliki pengaruh dalam masyarakat.

Sebagaimana disampaikan orator aksi demonstrasi DPW FPI Sumenep KH Jurjis Muzammil, di depan gedung DPRD pada Rabu (10/7/20) lalu.

Aksi menolak rancangan undang-undang haluan idiologi Pancasila (RUU HIP) dan Omnibus Law itu dinilai syarat kepentingan politik, sebab didalamnya berisi himbauan jangan memilih pemimpin yang diusung partai merah. Yang mana partai merah selalu diidentikkan dengan PKI.

Demikian disampaikan anggota fraksi PDIP DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath usai menghadiri acara diskusi politik komunitas ruang tengah (RTS). Sabtu (15/8/20) kemarin.

Saat dimintai keterangan perihal himbauan orator aksi demonstrasi itu, dirinya menilai yang mengeluarkan statement himbauan tersebut tidak melek sejarah.

"Jangan mengidentikkan partai merah dengan PKI," katanya.

Menurut politisi asal kepulauan Maselembu itu, negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) dibangun oleh berbagai elemen, mulai dari kaum Nasionalis, Agamis, Pluralis dan kaum Marxis atau golongan kiri.

"Saya tidak mau berspekulasi dengan pandangan publik yang menggambarkan krisis literasi, publik yang tidak paham tradisi membaca, tradisi berdialektika, Negeri ini tidak abra-kadabra terbentuk seperti ini," paparnya berapi-api.

"Memangnya siapa yang membangun Negeri ini, Cina, Arab, kanan, kiri, semuanya turut serta. Jauh sebelum republik ini berdiri siapa yang tidak kiri, ayo siapa yang tidak baca Marxisme, apakah Marxisme identik dengan PKI, tidak juga," pungkas Darul diiringi senyum tidak simetris. (Zai)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Lumajang- LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) DPC Kabupaten Lumajang, menerima data RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok)...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilkada 2024 yang diajukan pasangan calon (Paslon) 01, Ali Fikri -...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Dugaan tambang pasir illegal di Kabupaten Lumajang kembali mencuat. Masyarakat meminta, aparat penegak hukum menindak...

MEMOonline.co.id, Lumajang- Optimalisasi penunjang sarana dan prasarana sektor pertanian terus dilakukan di lingkup desa di Kabupaten Lumajang Jawa...

MEMOonline.co.id, Sampang- H inisial, pelaku pembunuhan terhadap inisial Y beberapa waktu lalu di desa Bapelle, kecamatan Robatal, kabupaten Sampang,...

Komentar