![](/img/full/?file=1601548771-IMG_20201001_172856.jpg)
MEMOonline.co.id, Sumenep - Sejak beberapa bulan terakhir, kasus kematian akibat terserang Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Sumenep meningkat tajam.
Hal ini terbukti dengan data terbaru yang di update di situs infocovid19.jatimprov.go.id.
Saat ini, jumlah masyarakat Sumenep yang meninggal akibat Covid-19 telah mencapai 26 orang. Dimana, data sebelumnya, yakni pada bulan Agustus kemarin hanya tercatat 20 orang.
Dengan demikian, Kabupaten Sumenep menduduki posisi ketiga tertinggi angka kematian akibat Covid-19 se Madura.
Posisi pertama angka kamatian tertinggi akibat Covid-19 ada di Kabupaten Bangkalan, yakni berjumlah 66 orang. Disusul Pamekasan 31 orang, Sumenep 26 orang dan Kabupaten Sampang 15 orang.
Resiko kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Sumenep sendiri mencapai 6,67%. Sedangkan persetase kesembuhan cukup tinggi, yakni 80, 51%.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep Agus Mulyono menyampaikan, lonjakan kematian akibat virus asal Cina ini terjadi sejak beberapa minggu yang lalu, dimana, kurang dari tiga minggu belakangan ini jumlah orang meninggal karena Covid-19 langsung membludak mencapai 6 orang.
Mirisnya, tambahan 6 orang yang meninggal ini dalam kurun waktu yang singkat, dan terjadi di satu Kecamatan. Yakni Kecamatan Saronggi.
Imbas dari kematian karena Covid-19 di Kecamatan tersebut membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep memberlakukan Lockdown di 7 Desa Kecamatan Saronggi.
"Jadi, jika dibandingkan Kabupaten lain di Madura, tren di Sumenep masih rendah, resiko kematian hanya 6,67%," klaimnya.
Kata dia, meski resiko kematian rendah, bukan berarti Satgas Covid-19 Pemkab Sumenep patut berbangga diri, namun tetap merasa prihatin. Sebab, masih ada korban meninggal.
"Kami sudah berupaya keras, bahkan dua tenaga kesehatan kami juga ada yang meninggal karena Covid-19," ujarnya. Kamis (1/10/20).
Dirinya berharap, saat ini masyarakat harus lebih waspada. Sebab, virus Corona sudah bermutasi dan semakin ganas.
"Patuhilah imbauan pemerintah, karena virus ini benar-benar ada," tandasnya. (Zai/red)