![](/img/full/?file=1602749174-IMG_20201015_145440.jpg)
MEMOonline.co.id, Sampang - Buruknya pelayanan Rumah Sakit (RS) Nindita Sampang, semakin hari semakin terkuak.
Pasalnya, pasien atas nama Risalatul Muawanah (20), asal Desa Disanah, Kecamatan Sreseh, Kecamatan Sampang menjadi korban RS Nindita.
Berawal, pasien pada juni 2020, dilakukan tindakan operasi sesar di RS Nindita, namun setelah tiga hari operasi, perut pasien jebol.
"Pasien tiga hari pasca operasi rencananya mau kontrol, tapi setelah sampai di RS Nindita, perut pasien bekas jahitan jebol," kata Hari, ketua LSM Laskar Trunojoyo saat mendampingi keluarga pasien di RS Nindita, kamis (15/10/2020).
Bukan hanya itu kata Hari, pihak RS Nindita malah menolak pasien tersebut untuk rawat inap, setelah tahu perut pasien lepas (jebol) pasca di operasi di RS tersebut.
"Pihak RS mengatakan bahwa, pasien dalam kondisi baik-baik saja, padahal kondisi perut pasien sudah jebol, akhirnya pasien pindah RS," ucapnya.
Lebih parahnya lagi kata Hari, pasien ini menggunakan BPJS, namun oleh pihak RS Nindita masih ditarik tarif sebesar Rp 3 juta, dengan alasan menggunakan obat paten.
Setelah saya minta kwitasinya, pihak RS Nindita berbelit belit, namun setelah saya tekan, pihaknya hanya dikasih daftar obat tanpa ada harganya.
"Semestinya dengan menggunakan BPJS, pasien tanpa dikenakan biaya," jelasnya.
"Pihaknya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Sampang untuk memberikan sanksi tegas kepada RS Nindita, agar tidak ada korban - korban lain yang berjatuhan," tandasnya.
Sementara, Zaini, Humas RS Nindita mengakui kalau pasien menggunakan BPJS, tidak dikenakan biaya.
"Nanti saya konfirmasi lagi ya, tunggu satu jam, agar tidak salah ngomong," terangnya.
Setelah awak media menunggu satu jam untuk menunggu informasi, akhirnya Zaini mengatakan bahwa keterangan besok.
Disinggung terkait penanganan perut pasien jebal, dan RS Nindita menolaknya, zaini mengatakan tunggu besok, kita rapatkan dulu dengan pihak-pihak yang menangani pasien.
"Besok ya, kita rapatkan dulu dengan pihak-pihak yang menangani," tandasnya. (Fathur/red)