Dedi Mulyadi Kaget Banyak Persoalan Kesehatan Belum Tertangani Secara Baik di Bekasi

Dedi Mulyadi Bersama Tim Relawan, Hj. Ety Ketika Blusukan Di Kp. Sasak Tiga, Tridayasakti Tambun Selatan pada Senin (5/3/2018)
1081
ad

MEMOonline.co.id, Bekasi - Tridaya Sakti - Tambun Selatan - Dedi Mulyadi, ketika blusukan di Kabupaten Bekasi, menemukan banyak penderita penyakit paru dan kulit di Kampung Kobak, Desa Mekarsari, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Senin (5/3/2018).

Calon Wakil Gubernur Jawa Barat ini,  menemukan fenomena itu  saat melanjutkan agenda blusukannya menyusuri gang sempit menemui warga di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, sejak pagi tadi.

Kali pertama ditemui adalah seorang nenek renta penjaga kuburan Mak Tati (80), warga setempat yang memiliki empat anak, satu meninggal karena penyakit paru-paru, dan putri bungsunya sekarang mengidap penyakit yang sama.

Faktor ekonomi menjadi alasan klasik warga tak mampu berobat.

"Emak sehari-hari hanya tukang jaga kuburan dan dikasih upah sekedarnya saja. Anak saya yang bungsu sudah lima tahun penyakit paru-paru, pernah berobat tapi kurang biaya, jadi tak dilanjutkan," jelas nenek yang numpang sama anaknya yang juga masih ngontrak ini.

Kemudian Dedi tiba-tiba berhenti di sebuah warung kecil di gang sempit tak jauh dari rumah Mak Tati. Ia terlihat penasaran dan bertanya kepada pemuda penunggu warung tentang ibunya. Tak lama kemudian ibunya yang berkerudung muncul dengan badan sudah terlihat kurus.

"Ini Ibu saya Pak. Ibu sudah lama mengidap penyakit paru-paru," ujar Mukhlis penjaga warung.

Dedi melanjutkan blusukannya dan lagi-lagi berhenti di sebuah warung yang ditunggui seorang ibu yang memiliki anak delapan orang. Salah satu anaknya diketahui mengidap penyakit kulit yang menyerang sekujur tubuhnya.

"Anak saya ada delapan, Pak. Saya usaha begini saja dagang kecil-kecilan. Anak saya sakit gatal-gatal sekujur tubuhnya," ungkap sang Ibu kepada Dedi.

Menurut Dedi, warga setempat merupakan korban dampak permasalahan lingkungan yang kotor dan tidak tertata dengan baik.

Ia menilai di kampung ini perlu penanganan cepat permasalahan kesehatan dan penataan lingkungannya.

Jika warga yang berpenyakit paru-paru tak segera diobati dan disembuhkan, penyakit ini akan terus menjalar serta menular ke warga lainnya.

"Saya kaget, satu kampung ini banyak penderita penyakit yang sama. Penyakit paru-paru ini harus segera ditangani. Jika tak segera diobati dan disembuhkan akan terus menular kepada yang lainnya. Apalagi di sini lingkungannya kotor dan kurang tertata baik. Faktor sirkulasi udara juga menjadi penyebabnya," ungkap Dedi.

Sebelumnya, selama blusukan di Kabupaten Bekasi, Dedi juga menemukan lebih dari 20 penderita penyakit paru-paru. Hampir di permukiman padat penduduk selalu terdapat warga yang menderita penyakit karena faktor lingkungan yang kotor.

"Ini harus segera disterilkan, karena di sini menyebar banyak penyakit paru-paru. Rumah berhimpitan, ventilasi udara kurang, harus segera dilakukan penataan lingkungan," tambah dia.

Sejatinya, tambah Dedi, pihak terkait, kalau perlu, membuat yayasan dan mengumpulkan dana CSR di seluruh perusahaan di Bekasi. Apalagi, kampung ini dekat dengan kawasan industri. Hasilnya nanti bisa digunakan untuk biaya pengobatan dan penataan lingkungan yang bersih dan bebas dari penyakit.

"Ini nanti dibikin yayasan saja khusus menanggulangi permasalahan kesehatan di kampung ini. Nanti saya berkoordinasi dengan anggota dewan Golkar di Kabupaten Bekasi, untuk segera ditangani permasalahan ini," pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, relawan pendukung Dedi, Ibu Hj. Ety, warga kp. Sasak Tiga, Tridayasakti, Tambun Selatan, yang menemani blusukan mengatakan, bahwa faktor kesederhanaan seorang Dedi lah yang menjadikan dia bersama relawan lainnya ikut mendukung dan rela memenangkan pasangan nomer empat pada Pilgub Jabar ini.

“ Beliau orangnya sangat sederhana, tidak ribet, merakyat serta sangat peduli terhadap sesama. Dan itu terbukti di masa kepemimpinan beliau saat menjabat Bupati Purwakarta selama dua periode,”ujarnya ramah saat Memoonline.co.id mewawancarainya di sela-sela blusukan bersama Dedi. (Bam/ Diens).

 

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Jember- Pemerintah Desa (Pemdes) Panca Karya, Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggelar karnaval budaya sebagai...

MEMOonline.co.id, Jakarta- Albany Pasya, seorang pemuda 21 tahun yang sedang berfokus pada pelestarian budaya . Sebuah program “BBC atau Be Bright...

MEMOonline.co.id, Sumenep- KPU Sumenep resmi mengumumkan hasil verifikasi administrasi bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Sumenep pada Sabtu...

MEMOonline.co.id, Jember- Bagi masyarakat yang memiliki anak penyandang disabilitas juga tidak perlu minder, tumbuhkan kepercayaan diri pada mereka...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Setelah sekian lama publik bertanya-tanya siapa gerangan oknum Event Organizer (EO) pemborong ratusan event di Kalender...

Komentar