MEMOonline.co.id, Sumenep - Gili Iyang saat ini menjadi ikon pariwisata yang layak jual hingga manca negara.
Pulau yang berada di Kecamatan Dungkek, Sumenep, Jawa Timur itu memiliki kandungan ogsigen terbaik dunia ke dua setelah Yordania.
Hal itu diketahui setelah tim LAPAN melakukan penelitian sejak tahun 2006 lalu.
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), kadar oksigen di Pulaiu Giliyang 3-4 persen lebih tinggi dari tempat lain, yakni berkisar 21,5 persen.
"Sebelum ditemukan kadar ogsigen, di pulau Giliyang sempat direncanakan sebagai pusat olahraga golf," kata Masdawi, mantan Ketua Pokdarwis, yang saat ini menjadi anggota DPRD Sumenep, Senin (12/3/2018).
Golf adalah permainan luar ruang yang dimainkan secara perorangan atau tim yang berlomba memasukkan bola ke dalam lubang-lubang yang ada di lapangan dengan jumlah pukulan sesedikit mungkin.
Permainan ini merupakan olahraga termahal di Dunia.
Keyakinan untuk menjadi pusat lapangan golf di Jawa Timur itu, setelah salah satu pejabat teras Pemerintah Jawa Timur saat itu membeli tanah seluas 3 hektar.
"Dulu Sekprop sempat beli tanah 3 hektar, hingga saat ini masih ada disana. Rencanaya akan dijadikan lapangan golf untuk menunjang pariwisata di Sumenep," jelasnya.
Tanah tersebut lanjut Masdawi, sempat dijadikan sebagai uji coba pemasangan kicir angin oleh tim LAPAN pada tahun 2004.
Kincir angin itu direncanakan sebagai alat pembangkit listrik.
Namun, upaya tersebut gagal karena kincir angin yang dipasang patah diduga tidak kuat menahan angin.
"Itu sudah masuk dalam master plan pariwisata tahun 1992," jelasnya.
Selain itu, untuk mendorong pariwisata juga ada rencana pembangunan bandar udara (Bandara) Pariwisata.
Sementara bandara Kelas III Trunojoyo yang saat ini telah dikormilkan, akan dijadikan sebagai bandara umum.
"Bandara pariwisata direncanakan dibangun di Desa Lapataman, Dungkek. Tapi semuanya itu gagal dilakukan. Salah satunya karena tidak adanya respon positif dari birokrasi," tandasnya. (Ita/diens)