Progres Proyek Smelter Tembaga di Indonesia

Foto: Ilustrasi gambar smelter.
1632
ad

MEMOonline.co.id, Jakarta - Dalam rangka hilirisasi produk mineral, hingga kini terdapat enam jenis produk mineral yang diolah pada pabrik peleburan dan pemurnian (smelter). Menurut jenisnya, minat investor terbanyak adalah membangun smelter nikel, yaitu 41 proyek atau sekitar 61% dari total proyek smelter yang berjumlah 67. Sebagian besar proyek smelter nikel ini berlokasi di propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, terdapat juga di Halmahera Timur dan Sulawesi Selatan.

Kemudian terdapat smelter bauksit dengan dua smelter eksisting dan 9 proyek smelter yang masih berjalan. Sedangkan untuk smelter besi, baru terdapat satu smelter dan tambahan 3 smelter lainnya masih dalam rencana..

Sementara itu, untuk tembaga, saat ini terdapat dua smelter eksisting dan dua proyek smelter yang masih berjalan. Komoditas mineral mangan, saat ini terdapat satu smelter eksisting dan satu proyek smelter yang sedang berjalan. Untuk komoditas timbal dan seng, hingga saat ini belum terdapat smelter eksisting, namun terdapat dua proyek smelter yang sedang berjalan..

Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan, hingga 2024 total investasi proyek smelter itu mencapai US$ 19,9 miliar. Sampai dengan November 2020, realisasi investasi proyek smelter mencapai US$ 10,8 miliar..

Smelter tembaga eksisting.

Freeport Indonesia mengolah hasil tambang konsentrat tembaga melalui PT Smelting Gresik yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Pemegang saham smelter ini, masing-masing Freeport Indonesia (25%), Mitsubishi Materials Corporation (60,5%), Mitsubishi Corporation (9,5%) dan Nippon Mining and Metal Co.Ltd (5%)..

Smelter ini memproduksi katoda tembaga sebagai produk utamanya dengan ukuran 50 kg dan 100 kg per unit. Sedangkan kapasitas produksi katoda tembaganya mencapai 270.000 ton per tahun. Katoda tembaga merupakan bahan baku untuk pembuatan kawat tembaga dan kabel. Selain produk utama, smelter ini juga menghasilkan produk samping yaitu copper slag, anode slime, asam sulfat dan gypsum..

Kemudian, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) adalah perusahaan pertambangan yang diperoleh MedcoEnergi melalui akuisisi 50% saham pada PT Amman Mineral Investama yang secara tidak langsung menguasai 82,2% saham AMNT pada 2 November 2016..

AMNT mengoperasikan 87.000 ha tambang tembaga dan emas yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pada 2015, produksi dari Batu Hijau, salah satu lokasi tambang di wilayah Kontrak Karya AMNT menghasilkan 240 juta pound (lbs) tembaga dan 0,3 juta ons emas. Pada tingkat produksi saat ini, usia tambang Batu Hijau diperkirakan akan terus berlanjut sampai 2023. AMNT saat ini juga mengeksplorasi bagian lain di wilayah Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) seperti prospek eksplorasi Elang..

Selain Freeport Indonesia, katoda tembaga juga diproduksi oleh PT Batutua Tembaga Raya (BTR). Untuk memproduksi katoda tembaga. PT. BTR memperoleh pasok bijih oksida sebesar 2,1 juta ton untuk menghasilkan 17.000 ton katoda tembaga dari PT Batutua Kharisma Permai (BKP) di Maluku. .

Pada 2019, realisasi produksi katoda tembaga domestik hanya sebesar 3.860 ton. Selain itu, produk katoda tembaga yang diproduksi PT Smelting Gresik dan PT BTR tidak dapat diserap oleh industri kabel di dalam negeri. Sehingga untuk memenuhi permintaan (demand) didalam negeri dilakukan impor katoda tembaga..

Proyek smelter tembaga tersendat.

PT Freeport Indonesia tidak akan membangun smelter baru di Gresik, Jawa Timur. Sebagai gantinya, perusahaan bersama PT Smelting Gresik dan Mitsubishi Material Corp merencanakan untuk melakukan ekspansi kapasitas produksi smelter di Gresik, Jawa Timur yang dijadwalkan rampung tahun 2023.

Saat ini kapasitas produksi konsentrat di smelter Gresik sebesar 1 juta ton per tahun dan akan ditingkatkan menjadi 1,3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. Untuk itu, telah ditandatangani MoU ekspansi PT Smelting Gresik oleh Mitsubishi Material Corporation (MMC) dan PT Freeport Indonesia (PTFI). Ekspansi PT Smelting Gresik ini merupakan kewajiban PT Freeport Indonesia terkait pengolahan dan/ atau pemurnian konsentrat tembaga di dalam negeri.

Selain proyek ekspansi, Freeport Indonesia memiliki kewajiban membangun smelter baru. Namun hal itu belum ditetapkan Menteri ESDM. Chief Executive Officer (CEO) Freeport McMoran mengusulkan selain membangun smelter baru, pihaknya menawarkan pilihan lain, yaitu dengan memperluas kapasitas smelter eksisting dan menambah pabrik logam mulia.

. CEO Freeport McMoran (FCX) mengatakan perluasan kapasitas smelter eksisting tidak akan dapat memproses seluruh produksi konsentrat tembaga dimasa mendatang. Untuk itu, perlu ada persetujuan pemerintah untuk ekspor konsentrat tembaga yang tidak dapat diserap oleh smelter eksisting yang akan ditingkakan kapasitas produksinya .

Hal ini telah dibahas melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Jika usulan ini diterima maka Freeport akan membayar bea ekspor konsentrat yang tidak terserap..

Dalam proses divestasi pada 2018, PT Freeport Indonesia berniat untuk membangun smelter baru, namun pembahasannya berjalan alot karena proyek tersebut dinilai tidak ekonomis. Sebagai ilustrasi, investasi untuk smelter baru lebih besar dibanding usul perluasan smelter eksisting. Perkiraan investasi untuk smelter baru mencapai US$ 3 miliar. Sedangkan untuk perluasan smelter Gresik untuk 30% perluasan sekitar US$ 250 juta dan jumlah yang sama untuk pemurnian logam mulia..

Sementara itu, proyek smelter termbaga Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) masih menunggu izin perpanjangan. Pandemi virus corona menghambat proyek hilirisasi tambang mineral melalui pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter konsentrat tembaga..

Head of Corporate Communication AMNT, Kartika Oktaviana mengatakan, hingga Januari 2020, AMNT menargetkan perkembangan pengerjaan smelter sebesar 24,7%. Namun, berdasarkan hasil evaluasi progres enam bulanan, proyek smelter yang berlokasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu baru mencapai 22,9% atau sekitar 93,1% dari target untuk periode Januari 2020..

Sebagian besar mitra bisnis pada proyek smelter ini berasal dari beberapa negara yang terdampak Covid-19 dan menerapkan lockdown, sehingga proyek smelter tersebut tersendat. Beberapa mitra bisnis AMNT dalam pembangunan smelter adalah China, Korea Selatan, India dan Finlandia..

Untuk itu, AMNT telah mengajukan permohonan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk menunda penyelesaian proyek smelter selama 12 bulan-18 bulan dari target awal yang ditetapkan pemerintah. Permohonan tersebut saat ini masih diproses..

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan pembahasan proses perpanjangan masa pengerjaan proyek-proyek smelter masih dibahas, termasuk proyek smelter AMNT. Proses tersebut akan menyesuaikan dengan perubahan UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba yang telah disahkan. Jika ditunda, maka penyelesaian proyek smelter berkapasitas 1,3 juta ton konsentrat tersebut akan mundur dari tahun 2022 menjadi paling cepat di tahun 2023..

Perkembangan ekspor konsentrat tembaga .

Terdapat dua perusahaan yang mengekspor konsentrat tembaga yaitu Freeport Indonesia dan Amman Mineral Nusa Tenggara..

Selama ini, sekitar 48% hasil tambang PT Freeport Indonesia berupa konsentrat diolah pada smelter di Gresik, Jawa Timur. Menurut rencana, jika pembangunan smelter Gresik tahap dua sudah selesai, maka 100% konsentrat Freeport akan diolah di dalam negeri.

. Produk konsentrat selain dipasok ke smelter Gresik juga diekspor. Sebelum pengapalan, dilakukan penimbangan dan perhitungan kandungan konsentrat oleh bea cukai maupun Sucofindo. Proses penimbangan dan perhitungan konsentrat akan menentukan besaran pajak maupun royalti yang dibayarkan Freeport pada pemerintah. .

Selama tahun 2016-2019, ekspor konsentrat tembaga menurun dari 1,91 juta ton senilai US$ 3,4 miliar pada 2016 menjadi 676,6 ribu ton senilai US$ 1,2 miliar pada tahun 2019. Selama periode itu, nilai ekspor terbesar mencapai US$ 4,2 miliar pada 2018 dengan volume ekspor 1,59 juta ton. Sedangkan selama Januari-September 2020, ekspor konsentrat tembaga telah mencapai 642,6 ribu ton dengan nilai US$ 1,1 miliar. .

Negara tujuan ekspor konsentrat tembaga .

Pada 2018, Jepang menjadi negara tujuan ekspor konsentrat tembaga terbesar, yaitu mencapai 494.793 ton dengan nilai US$ 1,22 miliar. Namun setahun kemudian ekspor konsentrat tembaga ke Jepang turun menjadi 103.457 ton senilai US$ 180,6 juta pada 2019. .

Pada 2019, negara tujuan ekspor konsentrat tembaga terbesar adalah China dengan volume 302.511 ton senilai US$ 599,7 juta. Beberapa negara tujuan ekspor konsentrat lainnya adalah Korea Selatan, Filipina, Malaysia, Spanyol, Jerman dan Bulgaria.

Selain konsentrat tembaga, PT Freeport Indonesia juga mengekspor produk katoda tembaga dan sections of cathodes. (Mediadata/Bam)

ad
THIS IS AN OPTIONAL

Technology

MEMOonline.co.id, Sumenep- Para pengusaha properti di Sumenep, Jawa Timur, menilai layanan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) sangat baik...

MEMOonline.co.id, Sumenep- Kejaksaan negeri (Kejari) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai menseriusi dan melakukan pendalaman terkait dugaan pungli...

MEMOonline.co.id, Palangka Raya- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Palangka Raya resmi membentuk Young Lawyers...

MEMOonline.co.id, Bogor- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kembali melakukan penertiban terhadap...

MEMOonline.co.id, Jember- Komisi D DPRD Jember melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap proyek pembangunan rabat beton di dua lokasi di Dusun...

Komentar